Stop ASI Bisa Atasi Kondisi Bayi Kuning Saat Lahir? Ah, Belum Tentu

Don\'t Worry to be a Mommy!

Stop ASI Bisa Atasi Kondisi Bayi Kuning Saat Lahir? Ah, Belum Tentu

- detikHealth
Kamis, 05 Des 2013 18:31 WIB
Stop ASI Bisa Atasi Kondisi Bayi Kuning Saat Lahir? Ah, Belum Tentu
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Beberapa bayi yang baru lahir terkadang tubuhnya berwarna kuning. Kondisi ini disebabkan kadar bilirubin yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, tak jarang ibu diminta berhenti menyusui agar bilirubin bayi turun, benarkah demikian?

"Hampir enggak pernah ASI harus distop pada bayi kuning. Bukan cuma karena enggak perlu tapi juga enggak ada hubungannya," kata dr Meta Hanindita yang kini tengah mengambil pendidikan dokter spesialis anak di FK UNAIR ini.

Dikutip dari buku 'Don't Worry to be a Mommy!', Kamis (5/12/2013), berikut ini beberapa penyebab bayi kuning saat dilahirkan:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Terlalu banyak bilirubin yang dibentuk
Bayi baru lahir memang memiliki sel darah merah (SDM) lebih banyak sekaligus lebih sebentar daya tahan hidupnya dibanding SDM orang dewasa. Oleh karena itu bayi memecah lebih banyak SDM. Inilah yang menyebabkan kuning fisiologis (physiologic jaundice). Hal ini sangat normal meski pada beberapa kasus bisa disebut tidak normal. Misalnya karena inkompabilitas ABO (reaksi dari sistem imun tubuh jika golongan darah berbeda bercampur).

2. Liver atau hati belum berkembang dengan normal
Liver bayi yang baru lahir bisa dibilang belum 'matang' sehingga belum sempurna untuk mengatur bilirubin. Ini juga menjadi penyebab kuning fisiologis dan mengapa bayi prematur memiliki kadar bilirubin lebih tinggi. Bayi dari ibu penderita diabetes juga punya bilirubin lebih tinggi karena biasanya liver bayi dari ibu diabetes belum matang benar.

3. Meningkatnya sirkulasi enterohepatik
Di dalam usus ada bilirubin yang diserap kembali atau terikat makanan dan dikeluarkan bersama tinja. Jika di usus hanya sedikit atau tidak ada makanan, maka bilirubin yang kembali diserap akan lebih banyak sehingga membuat kadar bilirubin tinggi.

Sebab paling sering meningkatnya sirkulasi enterohepatik adalah kurangnya ASI atau biasa disebut breastfeeding jaundice. Hal ini juga bisa terjadi jika pergerakan usus bayi menurun, biasanya pada bayi yang mempunyai kelainan di mana kelenjar thyroid tidak bisa menghasilkan hormon thyroid yang cukup.

4. Hiperbilirubinemia conjugated (direk)
Kondisi ini berhubungan dengan gangguan liver dan pastinya tidak normal. Biasanya urine bayi berwarna kecoklatan atau bahkan seperti teh. Bayi yang kuning dan bilirubin direk-nya tinggi sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.

Pada dasarnya, bilirubin merupakan hasil pemecahan hemoglobin (Hb) yang ada di sel darah merah (sdm). Bilirubin ini dinamakan bilirubin indirek yang larut dalam lemak tapi tidak di air. Bilirubin akan diangkut ke liver dan terikat oleh albumin. Di dalam hati, bilirubin akan diikat oleh enzim menjadi bilirubin direk yang larut dalam air.

Jika sudah larut di air, bilirubin akan disalurkan lewat saluran empedu ke usus. Di usus, bilirubin direk akan terikat oleh makanan di usus dan dikeluarkan bersama tinja. Jika tidak ada makanan di dalam usus, bilirubin akan diubah oleh enzim yang ada di usus dan juga ada di ASI menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali dari dalam usus ke dalam aliran darah. Bilirubin indirek ini akan diikat oleh albumin dan kembali ke hati. Rangkaian ini disebut siklus enterohepatik.



(up/up)

Berita Terkait