Terlalu Keras Olahraga, Gadis Ini Kena Gangguan Otot Langka

Terlalu Keras Olahraga, Gadis Ini Kena Gangguan Otot Langka

- detikHealth
Selasa, 10 Des 2013 14:00 WIB
Terlalu Keras Olahraga, Gadis Ini Kena Gangguan Otot Langka
Rebecca Johnson (Foto: Daily Mail)
Jakarta - Demi menjaga kebugaran tubuhnya, Rebecca Johnson aktif berolahraga, terutama lari. Rebecca juga membayar seorang PT untuk membantunya berlatih di sebuah gym lokal. Namun siapa sangka dalam sesi pertamanya, Rebecca tahu-tahu ambruk dan harus dilarikan ke rumah sakit. Apa yang terjadi?

"Waktu itu saya melakukan berbagai latihan, mulai dari pull-ups, angkat berat, bench press-ups dan baru menyadari jika latihan-latihan ini begitu sulit," tutur Rebecca.

Ia mengaku menghabiskan biaya sebesar 40 poundsterling (sekitar Rp 780.000) untuk satu kali sesi latihan dengan PT (personal trainer) selama satu jam di sebuah gym dekat rumahnya di Brighton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mengatakan kepada PT saya bahwa ini begitu berat dan saya tak tahu apakah saya masih sanggup melakukannya atau tidak. Tapi ia terus menyemangati saya. Karena ia profesional, saya pun menuruti apa yang ia minta. Saya kira no pain no gain," tambahnya.

Di akhir latihan, Rebecca merasa kedua lengannya terasa seperti jelly, namun ia berpikir mungkin itu hanya efek samping dari latihan yang baru dilakukannya.

Keanehan terjadi saat Rebecca bangun dari tidurnya di pagi hari. Tubuhnya tak dapat digerakkan sama sekali. "Saya tak dapat meluruskan kedua lengan saya. Saya juga kesusahan bekerja padahal pekerjaan saya membutuhkan keterampilan tangan, tapi nyeri di kedua tangan membuat saya bahkan tak bisa memegang alat sama sekali," kisahnya seperti dilansir Daily Mail, Selasa (10/12/2013).

Di sore hari, Rebecca mendapati urinnya berwarna seperti teh dan malamnya kedua lengan Rebecca mulai membengkak, sehingga mau tak mau ia harus menemui dokter di luar jam praktik. "Ia hanya melihat salah satu lengan saya dan setelah mengetes urine saya, ia mengatakan saya harus langsung ke rumah sakit," sambungnya.

Hingga akhirnya tim dokter di rumah sakit memastikan Rebecca mengidap rhabdomyolysis. Penyakit langka ini muncul ketika otot-otot seseorang mengalami kerusakan saat menjalani latihan fisik berat sehingga mengakibatkan bocornya cairan toksik ke dalam tubuh, termasuk urine.

Racun yang sebenarnya tak boleh berada dalam darah ini dapat merusak ginjal yang berupaya memfilter cairan ini. Itulah mengapa kondisi ini bisa berujung pada gagal ginjal atau menyebabkan detak jantung tak beraturan dan jantung terhenti. Kondisi serupa juga kerap ditemukan pada atlet-atlet profesional yang terlalu banyak berlatih.

Gadis berusia 30 tahun itu pun akhirnya meringkuk dan diinfus di rumah sakit selama empat hari. Ia juga tak lagi bisa kembali ke gym karena sesi latihan terakhir yang dilakukan Rebecca sebulan sebelumnya telah membuat kedua lengannya menjadi terlalu lemah.

"Mendengar dokter menjelaskan ini bisa menyebabkan gagal ginjal, saya merasa beruntung karena segera tertangani. Tapi yang tak kalah mengejutkan ketika mereka mengatakan penyebabnya adalah olahraga selama satu jam di gym itu," tuturnya.

Tiga minggu kemudian kedua lengannya dikatakan masih sangat lemah dan ia diberitahu butuh waktu hingga sebulan sebelum lengannya kembali seperti sediakala. Kini ia berupaya untuk memperingatkan orang-orang di sekitarnya tentang bahaya olahraga secara berlebihan, tak peduli meski dengan bantuan seorang PT yang profesional.



(up/up)

Berita Terkait