Viagra (sildenafil) memang sudah dikenal secara global sebagai obat erektogenik yang dapat membantu pria penderita disfungsi ereksi atau impotensi agar bisa berhubungan intim, atau dikenal di masyarakat sebagai obat kuat.
Viagra bisa menjadi penolong bagi pria-pria yang mengalami disfungsi ereksi. Tapi bisa juga menjadi musuh bagi orang yang mengonsumsinya secara sembarangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Priapism
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
Nama penyakit ini diambil dari nama dewa kesuburan dalam mitologi Yunani, Priapus. Sesuai penggambaran Priapus yang punya kemaluan besar dan selalu dalam kondisi ereksi, penderita priapism juga memiliki penis yang selalu tegang pada saat-saat yang tak terduga sekalipun tidak ada hasrat dan rangsangan seksual.
Kondisi ini sering dipicu oleh overdosis obat-obat perangsang seperti viagra (sildenafril). Bisa juga dipicu oleh cedera sumsum tulang belakang, lalu menyebabkan aliran darah terkonsentrasi di suatu organ salah satunya alat kelamin yang secara anatomis letaknya cukup rendah untuk dialiri darah.
2. 'Mati di atas pusar'
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
"Sekarang banyak obat kuat yang dijual bebas. Tapi kalau pria beli sembarangan tanpa resep dokter dan dia lagi minum obat, hati-hati obat jantung Isosorbide Dinitrate bisa menyebabkan dia hipotensi (tekanan darah turun) dan bisa-bisa 'mati di atas pusar' (meninggal saat sedang bercinta). Sekarang banyak kasus begitu karena belinya asal," jelas dr Andri Wanananda, MS, seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta, kepada detikHealth.
Isosorbide dinitrate adalah jenis vasodilator (pelebar pembuluh jantung). Obat ini mengendurkan pembuluh darah, meningkatkan persediaan darah dan oksigen ke jantung. Obat ini digunakan untuk mencegah sakit di dada yang disebabkan oleh angina.
Yang perlu diperhatikan, obat jantung ini berkontra-indikasi pada pemberian obat bersamaan dengan inhibitor phosphodiesterase (dikenal dengan Sildenafil atau Viagra).
3. Amputasi kelamin
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
Ketika ia mencari bantuan medis, dokter memberitahu bahwa satu-satunya pilihan adalah amputasi agar peradangan dan gangren berhenti menyebar ke bagian lain dari tubuhnya.
4. Aritmia
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
Seseorang yang menderita aritmia karena overdosis Viagra mungkin merasa kunang-kunang, pusing atau pingsan. Dalam kasus aritmia, seseorang perlu mendapatkan perhatian medis segera.
5. Nyeri dada
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
Suplai darah yang tidak memadai ke jantung menyebabkan nyeri dada. Tergantung pada tingkat keparahan overdosis, bisa ringan atau berat dan dapat berlangsung sekitar 15 menit hingga selama 4 jam. Cari bantuan medis segera bila Anda mengalami nyeri dada.
Halaman 7 dari 6











































