HIIT secara teori bisa dilakukan dengan berlari dan berjalan bergantian. Latihan ini diyakini dapat meningkatkan metabolisme dan menjaga kalori tetap terbakar bahkan hingga beberapa saat setelah latihan selesai.
"Ya, ini biasanya digunakan dengan konsep kecepatan yang tinggi, lalu habis itu istirahat. Biasanya ada rasio, berapa detik bekerja, lalu berapa detik istrahat, digunakan dalam sebuah siklus," ujar Nano Oerip, personal trainer dari Gold's Gym, ditemui dalam konferensi pers yang diadakan di XXI Premiere Lounge Plaza Indonesia, Jl MH Thamrin, Jakarta, dan ditulis pada Kamis (19/12/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belakangan ini juga banyak digunakan untuk mencari kecepatan, tapi ada jangka waktu yang harus dijaga. Ada juga jeda istirahatnya," tutur Nano.
Namun yang perlu diingat, sebaiknya jangan lakukan latihan intensitas tinggi ini secara tiba-tiba tanpa persiapan. Sebelum melakukan HIIT, Nano menyarankan bagi Anda untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
"Sebelum memulai aktivitas, temui dokter Anda untuk mengetahui setinggi apa intensitas latihan yang bisa digunakan. Tabata atau HIIT ini all out, intensitasnya sudah sangat tinggi. Jadi ada proporsi-proporsi tertentu yang fit dan cocok menggunakan metode ini. Tapi untuk pelari pemula, sebaiknya jangan dulu," tegasnya.
(ajg/vta)











































