Aneka risiko kesehatan mengintai perempuan yang nekat berhubungan seks pada saat sedang menstruasi. Apa saja risiko itu?
1. Infeksi
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
Dia memaparkan di negara Barat banyak yang sudah mempraktikkan hubungan seks saat menstruasi dengan memakai kondom untuk menghindari kemungkinan infeksi.
2. Jumlah Darah Menstruasi Meningkat
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
3. Penyumbatan Pembuluh Darah di Organ Vital
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
"Bisa juga menyumbat pembuluh-pembuluh darah pada organ-organ vital, antara lain jantung dan paru-paru. Sebab saat sedang haid kan pembuluh darah terbuka, nah kalau tetap melakukan hubungan intim nanti udara bisa masuk," terang dr Fizar.
4. Kematian
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
"Efeknya nanti bisa berujung pada infeksi atau bahkan kematian. Infeksi ini juga bisa muncul pada si prianya. Saya menyarankan sih sebaiknya jangan, lebih baik menunggu sampai haidnya selesai saja. Toh dari sisi agama juga dilarang kan," ucap dr Frizar Irmansyah SpOG (K) dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
5. Endometriosis
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
Endometriosis merupakan penyakit kronik di mana jaringan endometrium yang terdapat di dalam rahim (uterus) ditemukan tumbuh di tempat lain dalam tubuh. Jaringan ini membentuk lesi endometrium yang sangat sering ditemukan pada indung telur dan semua organ di dalam panggul wanita.
"Darah haid yang seharusnya ditemukan di rahim dan keluar lewat vagina, ini malah naik lagi ke perut jadi endometriosis. Makanya, jangan sekali-kali berhubungan seks saat haid," tegas Prof. Dr. dr. Ali Baziad, SpOG(K), Kepala Divisi Endokrinologi Reproduksi, Departemen Ilmu Kebidanan dan Kandungan FKUI/RSCM beberapa waktu lalu.
dr M. Nurhadi Rahman, SpOG, saat dihubungi detikHealth mengatakan darah haid itu seharusnya turun ke bawah, tapi ada saluran yang ke arah rongga perut dan dikhawatirkandarahnya jadi lebih banyak masuk ke rongga perut akibat kegiatan bercinta. "Tapi semuanya sih kembali ke persepsi masing-masing ya," ucapnya.
"Ini memang selalu menimbulkan kontroversi, tergantung dari sudut mana dilihatnya. Kalau dari sisi agama, ada yang melarang dan ada yang tidak begitu mempermasalahkannya. Tapi kalau dari sisi medis ada yang bilang selama setelahnya tidak muncul keluhan seperti nyeri atau infeksi ya tidak masalah. Menurut saya sendiri sebaiknya tidak dilakukan karena darah haid itu kan seharusnya dikeluarkan," sambung dokter yang bisa dihubungi via Twitter di @adirahmanOG atau akun Facebook-nya: adirahmanog ini.
Halaman 2 dari 6











































