Dengan tidak adanya telur yang terproduksi saat hamil, maka ketika perempuan tersebut berhubungan intim, tidak akan ada proses pembuahan. Namun dalam kasus yang jarang terjadi, ovulasi pada saat hamil bisa terjadi.
Mengapa bisa terjadi demikian? Karena beberapa perempuan ada yang bisa memproduksi dua telur, bukan hanya satu. Dalam kasus yang jarang, mungkin pula terjadi ovulasi sampai beberapa pekan setelah perempuan hamil. Jika lendir penutup serviks tidak terbentuk, maka seorang perempuan bisa hamil dua kali di waktu yang bersamaan. Bisa terjadi pula perempuan yang memiliki dua rahim, sehingga masing-masing rahim bisa menampung bayi yang dikandung secara terpisah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Superfetasi memang jarang terjadi pada manusia, namun diklaim biasa terjadi pada beberapa binatang seperti tikus, kuda, domba, kanguru, juga ikan poeciliid. Pada manusia, superfetasi bisa disertai beberapa risiko. Umumnya yang terjadi adalah bayi kedua lahir prematur, di mana hal ini dapat meningkatkan peluang masalah perkembangan paru-paru.
dr Robert Atlas, Ketua Departemen Kebidanan dan Ginekologi di Rumah Sakit Mercy Baltimore, kepada Time menuturkan saat kehamilan normal terjadi perubahan hormonal yang mencegah terjadinya ovulasi di waktu yang sama. Penebalan lapisan rahim yang telah terjadi juga mencegah adanya perlekatan embrio baru. Namun dalam beberapa kasus yang jarang, ovulasi tetap terjadi saat kehamilan berlangsung, dan telur yang sudah dibuahi mampu menanamkan diri pada lapisan rahim. dr Atlas mengaku selama praktik belum pernah menangani kasus kehamilan yang terjadi saat perempuan sedang hamil.











































