Tubuh Dipenuhi Tumor, Ini 5 'Manusia Gelembung' di Indonesia

'Manusia Gelembung' di Jakarta Timur

Tubuh Dipenuhi Tumor, Ini 5 'Manusia Gelembung' di Indonesia

- detikHealth
Senin, 10 Feb 2014 14:02 WIB
Tubuh Dipenuhi Tumor, Ini 5 Manusia Gelembung di Indonesia
Sarotin (Foto: Sinar Sakti/Barcroft)
Jakarta - Pernah menjumpai orang yang seluruh tubuhnya ditumbuhi gelembung atau kutil? Mungkin dalam dongeng atau kisah fantasi, fenomena itu sangat mudah dijumpai. Tapi manusia gelembung itu tidak hanya ada di dalam dongeng atau kisah-kisah fiksi saja. Rupanya ada kondisi medis yang bisa menyebabkan penderitanya ditumbuhi benjolan di sekujur tubuh.

Kondisi tersebut adalah neurofibromatosis, kondisi genetik yang menyebabkan pertumbuhan tak terkendali di sepanjang saraf. Penyakit itu biasanya ditandai dengan pembengkakan atau benjolan di jaringan saraf.

Neurofibromatosis merupakan penyakit turunan yang biasanya diwariskan dari orang tua. Meski demikian, kondisi itu juga bisa disebabkan karena terjadinya mutasi saat masih di dalam kandungan.

Neurofibromatosis tak hanya menimbulkan penderitaan fisik seperti gatal atau nyeri bagi si empunya, tetapi juga mental. Pasalnya penderita cenderung dijauhi dan tak jarang mendapat perlakuan yang kurang layak. Padahal, penyakit tersebut sama sekali tidak menular.

Inilah 5 orang yang sekujur tubuhnya ditumbuhi gelembung akibat neurofibromatosis, seperti dirangkum detikHealth, Senin (10/2/2014):


Sarotin (Foto: Sinar Sakti/Barcroft)

1. Sarotin

Sarotin (Foto: Sinar Sakti/Barcroft)
Separuh wajah wanita asal Bandung ini tampak seperti meleleh akibat ada tumor besar yang tumbuh di wajahnya. Sekujur tubuh Sarotin juga ditumbuhi gelembung-gelembung yang lebih kecil.

Benjolan pada tubuh Sarotin muncul sejak ia masih berusia dua tahun. Awalnya benjolan itu berukuran kecil dan jumlahnya tidak banyak. Menginjak kelas 6, gelembung di tubuhnya semakin banyak. Ia pun tak lagi melanjutkan sekolahnya karena selalu mengalami bullying.

Akibat penyakitnya itu, Sarotin terpaksa meninggalkan kampung halamannya dan merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai pembantu. Sayang, neurofibromatosis membuat penampilan janda empat anak itu rusak sehingga sulit mendapatkan pekerjaan.

Kelainan genetik turunan itu rupanya juga ditemukan pada anak pertamanya, Tiona. Tumor-tumor kecil tumbuh di wajah dan sekujur tubuh Tiona meski tidak separah milik ibunya.

1. Sarotin

Sarotin (Foto: Sinar Sakti/Barcroft)
Separuh wajah wanita asal Bandung ini tampak seperti meleleh akibat ada tumor besar yang tumbuh di wajahnya. Sekujur tubuh Sarotin juga ditumbuhi gelembung-gelembung yang lebih kecil.

Benjolan pada tubuh Sarotin muncul sejak ia masih berusia dua tahun. Awalnya benjolan itu berukuran kecil dan jumlahnya tidak banyak. Menginjak kelas 6, gelembung di tubuhnya semakin banyak. Ia pun tak lagi melanjutkan sekolahnya karena selalu mengalami bullying.

Akibat penyakitnya itu, Sarotin terpaksa meninggalkan kampung halamannya dan merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai pembantu. Sayang, neurofibromatosis membuat penampilan janda empat anak itu rusak sehingga sulit mendapatkan pekerjaan.

Kelainan genetik turunan itu rupanya juga ditemukan pada anak pertamanya, Tiona. Tumor-tumor kecil tumbuh di wajah dan sekujur tubuh Tiona meski tidak separah milik ibunya.

2. Slamet

Sekujur tubuh pria asal Magetan, Jawa Timur, ini ditumbuhi oleh tumor sehingga ia tampak seperti manusia gelembung. Slamet bahkan susah melihat dan bernapas karena ada benjolan daging yang tumbuh menutupi mata dan kedua lubang hidungnya.
 
Menurut penuturan kerabat Slamet, pada tahun 1991 Slamet menjalani operasi pengangkatan tumor yang tumbuh di pinggangnya. Tapi enam bulan kemudian tumor justru bermunculan di seluruh wajah dan tubuh Slamet. Tumor-tumor itu semakin parah dari hari ke hari.

Awal Januari lalu, Slamet menjalani operasi untuk membuang benjolan daging yang tumbuh dan menutupi kedua lubang hidung dan matanya. Sedang ratusan tumor lain yang tumbuh merata di sekujur tubuh Slamet tak bisa diangkat sebab dapat berakibat buruk padanya.

2. Slamet

Sekujur tubuh pria asal Magetan, Jawa Timur, ini ditumbuhi oleh tumor sehingga ia tampak seperti manusia gelembung. Slamet bahkan susah melihat dan bernapas karena ada benjolan daging yang tumbuh menutupi mata dan kedua lubang hidungnya.
 
Menurut penuturan kerabat Slamet, pada tahun 1991 Slamet menjalani operasi pengangkatan tumor yang tumbuh di pinggangnya. Tapi enam bulan kemudian tumor justru bermunculan di seluruh wajah dan tubuh Slamet. Tumor-tumor itu semakin parah dari hari ke hari.

Awal Januari lalu, Slamet menjalani operasi untuk membuang benjolan daging yang tumbuh dan menutupi kedua lubang hidung dan matanya. Sedang ratusan tumor lain yang tumbuh merata di sekujur tubuh Slamet tak bisa diangkat sebab dapat berakibat buruk padanya.

3. Chandra Wisnu

Pria asal Malang, Jawa Timur, itu juga mendapat julukan sebagai manusia gelembung. Awalnya ia mengalami gatal-gatal hebat pada punggungnya saat berusia 18 tahun. Kemudian lesi-lesi gelembung mulai tumbuh pada wajah, punggung, dan akhirnya pada usia 32 tahun hampir sekujur tubuhnya telah dipenuhi gelembung.

Upaya pengobatan medis maupun alternatif pernah dilakukan Chandra. Tapi dokter spesialis kulit serta dokter bedah yang ia temui sama-sama angkat tangan. Bahkan, ahli medis dari Australia angkat tangan setelah melihat kondisi tubunya. Sejak saat itu Chandra hanya bisa pasrah dan jarang ke luar rumah.

Ayah dari empat anak itu selalu mengenakan jaket dan penutup wajah jike ke luar rumah, khawatir orang lain akan ketakutan bila melihat bentolan-bentolan yang ada di wajah dan tubuhnya. Ia juga menggunakan kaos tangan hitam untuk menutupi tangannya.

Kini Chandra memutuskan untuk mengungkap wajahnya kepada dunia dsebagai upaya menemukan obat untuk penyakitnya. Ditambah lagi, Chandra cemas setelah menemukan dua anak pertamanya mengembangkan gejala penyakit yang serupa.

3. Chandra Wisnu

Pria asal Malang, Jawa Timur, itu juga mendapat julukan sebagai manusia gelembung. Awalnya ia mengalami gatal-gatal hebat pada punggungnya saat berusia 18 tahun. Kemudian lesi-lesi gelembung mulai tumbuh pada wajah, punggung, dan akhirnya pada usia 32 tahun hampir sekujur tubuhnya telah dipenuhi gelembung.

Upaya pengobatan medis maupun alternatif pernah dilakukan Chandra. Tapi dokter spesialis kulit serta dokter bedah yang ia temui sama-sama angkat tangan. Bahkan, ahli medis dari Australia angkat tangan setelah melihat kondisi tubunya. Sejak saat itu Chandra hanya bisa pasrah dan jarang ke luar rumah.

Ayah dari empat anak itu selalu mengenakan jaket dan penutup wajah jike ke luar rumah, khawatir orang lain akan ketakutan bila melihat bentolan-bentolan yang ada di wajah dan tubuhnya. Ia juga menggunakan kaos tangan hitam untuk menutupi tangannya.

Kini Chandra memutuskan untuk mengungkap wajahnya kepada dunia dsebagai upaya menemukan obat untuk penyakitnya. Ditambah lagi, Chandra cemas setelah menemukan dua anak pertamanya mengembangkan gejala penyakit yang serupa.

4. Sugeng Riyadi

Pria asal Tulungagung ini mendapat julukan sebagai manusia kutil karena ada kutil yang tumbuh menggunung di tangan kiri, kaki kanan, serta penisnya. Benjolan-benjolan itu terus membesar sehingga membuat kaki kanan Sugeng tak muat jika memakai celana biasa,

Saat usianya menginjak 11 tahun, Sugeng melakukan khitan. Usai dikhitan, di bagian alat vitalnya tumbuh kutil yang kemudian menyebar dan membesar. Bentuknya menyerupai buah anggur yang mengelompok dan keras

Sugeng dinyatakan mengalami tumor neurofibroma dikarenakan adanya virus, bakteri, atau karena ada penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva. Pada tahun 2008 lalu, Sugeng menjalani operasi untuk mengangkat tumor yang ada di kaki dan sekitar alat vitalnya.

4. Sugeng Riyadi

Pria asal Tulungagung ini mendapat julukan sebagai manusia kutil karena ada kutil yang tumbuh menggunung di tangan kiri, kaki kanan, serta penisnya. Benjolan-benjolan itu terus membesar sehingga membuat kaki kanan Sugeng tak muat jika memakai celana biasa,

Saat usianya menginjak 11 tahun, Sugeng melakukan khitan. Usai dikhitan, di bagian alat vitalnya tumbuh kutil yang kemudian menyebar dan membesar. Bentuknya menyerupai buah anggur yang mengelompok dan keras

Sugeng dinyatakan mengalami tumor neurofibroma dikarenakan adanya virus, bakteri, atau karena ada penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva. Pada tahun 2008 lalu, Sugeng menjalani operasi untuk mengangkat tumor yang ada di kaki dan sekitar alat vitalnya.

5. Sutikno

Sama seperti Sugeng, pria asal Jombang ini juga mendapat julukan sebagai manusia kutil. Ia mendapat julukan itu karena ada gunungan kutil yang tumbuh di tangan kiri dan alat vitalnya.

Sama dengan Sugeng, tumor yang menyerang Sutikno diperkirakan karenakan adanya virus, bakteri, atau karena terjadi penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva.

Tumor Sutikno diangkat melalui operasi di RSU dr Soetomo Surabaya tahun 2008 lalu. Operasi itu berhasil mengangkat 4,5 kilogram tumor, 3 kilo dari tangan dan 1,5 kilo sisanya berasal dari scrotum.

5. Sutikno

Sama seperti Sugeng, pria asal Jombang ini juga mendapat julukan sebagai manusia kutil. Ia mendapat julukan itu karena ada gunungan kutil yang tumbuh di tangan kiri dan alat vitalnya.

Sama dengan Sugeng, tumor yang menyerang Sutikno diperkirakan karenakan adanya virus, bakteri, atau karena terjadi penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva.

Tumor Sutikno diangkat melalui operasi di RSU dr Soetomo Surabaya tahun 2008 lalu. Operasi itu berhasil mengangkat 4,5 kilogram tumor, 3 kilo dari tangan dan 1,5 kilo sisanya berasal dari scrotum.
Halaman 2 dari 12
Separuh wajah wanita asal Bandung ini tampak seperti meleleh akibat ada tumor besar yang tumbuh di wajahnya. Sekujur tubuh Sarotin juga ditumbuhi gelembung-gelembung yang lebih kecil.

Benjolan pada tubuh Sarotin muncul sejak ia masih berusia dua tahun. Awalnya benjolan itu berukuran kecil dan jumlahnya tidak banyak. Menginjak kelas 6, gelembung di tubuhnya semakin banyak. Ia pun tak lagi melanjutkan sekolahnya karena selalu mengalami bullying.

Akibat penyakitnya itu, Sarotin terpaksa meninggalkan kampung halamannya dan merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai pembantu. Sayang, neurofibromatosis membuat penampilan janda empat anak itu rusak sehingga sulit mendapatkan pekerjaan.

Kelainan genetik turunan itu rupanya juga ditemukan pada anak pertamanya, Tiona. Tumor-tumor kecil tumbuh di wajah dan sekujur tubuh Tiona meski tidak separah milik ibunya.

Separuh wajah wanita asal Bandung ini tampak seperti meleleh akibat ada tumor besar yang tumbuh di wajahnya. Sekujur tubuh Sarotin juga ditumbuhi gelembung-gelembung yang lebih kecil.

Benjolan pada tubuh Sarotin muncul sejak ia masih berusia dua tahun. Awalnya benjolan itu berukuran kecil dan jumlahnya tidak banyak. Menginjak kelas 6, gelembung di tubuhnya semakin banyak. Ia pun tak lagi melanjutkan sekolahnya karena selalu mengalami bullying.

Akibat penyakitnya itu, Sarotin terpaksa meninggalkan kampung halamannya dan merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai pembantu. Sayang, neurofibromatosis membuat penampilan janda empat anak itu rusak sehingga sulit mendapatkan pekerjaan.

Kelainan genetik turunan itu rupanya juga ditemukan pada anak pertamanya, Tiona. Tumor-tumor kecil tumbuh di wajah dan sekujur tubuh Tiona meski tidak separah milik ibunya.

Sekujur tubuh pria asal Magetan, Jawa Timur, ini ditumbuhi oleh tumor sehingga ia tampak seperti manusia gelembung. Slamet bahkan susah melihat dan bernapas karena ada benjolan daging yang tumbuh menutupi mata dan kedua lubang hidungnya.
 
Menurut penuturan kerabat Slamet, pada tahun 1991 Slamet menjalani operasi pengangkatan tumor yang tumbuh di pinggangnya. Tapi enam bulan kemudian tumor justru bermunculan di seluruh wajah dan tubuh Slamet. Tumor-tumor itu semakin parah dari hari ke hari.

Awal Januari lalu, Slamet menjalani operasi untuk membuang benjolan daging yang tumbuh dan menutupi kedua lubang hidung dan matanya. Sedang ratusan tumor lain yang tumbuh merata di sekujur tubuh Slamet tak bisa diangkat sebab dapat berakibat buruk padanya.

Sekujur tubuh pria asal Magetan, Jawa Timur, ini ditumbuhi oleh tumor sehingga ia tampak seperti manusia gelembung. Slamet bahkan susah melihat dan bernapas karena ada benjolan daging yang tumbuh menutupi mata dan kedua lubang hidungnya.
 
Menurut penuturan kerabat Slamet, pada tahun 1991 Slamet menjalani operasi pengangkatan tumor yang tumbuh di pinggangnya. Tapi enam bulan kemudian tumor justru bermunculan di seluruh wajah dan tubuh Slamet. Tumor-tumor itu semakin parah dari hari ke hari.

Awal Januari lalu, Slamet menjalani operasi untuk membuang benjolan daging yang tumbuh dan menutupi kedua lubang hidung dan matanya. Sedang ratusan tumor lain yang tumbuh merata di sekujur tubuh Slamet tak bisa diangkat sebab dapat berakibat buruk padanya.

Pria asal Malang, Jawa Timur, itu juga mendapat julukan sebagai manusia gelembung. Awalnya ia mengalami gatal-gatal hebat pada punggungnya saat berusia 18 tahun. Kemudian lesi-lesi gelembung mulai tumbuh pada wajah, punggung, dan akhirnya pada usia 32 tahun hampir sekujur tubuhnya telah dipenuhi gelembung.

Upaya pengobatan medis maupun alternatif pernah dilakukan Chandra. Tapi dokter spesialis kulit serta dokter bedah yang ia temui sama-sama angkat tangan. Bahkan, ahli medis dari Australia angkat tangan setelah melihat kondisi tubunya. Sejak saat itu Chandra hanya bisa pasrah dan jarang ke luar rumah.

Ayah dari empat anak itu selalu mengenakan jaket dan penutup wajah jike ke luar rumah, khawatir orang lain akan ketakutan bila melihat bentolan-bentolan yang ada di wajah dan tubuhnya. Ia juga menggunakan kaos tangan hitam untuk menutupi tangannya.

Kini Chandra memutuskan untuk mengungkap wajahnya kepada dunia dsebagai upaya menemukan obat untuk penyakitnya. Ditambah lagi, Chandra cemas setelah menemukan dua anak pertamanya mengembangkan gejala penyakit yang serupa.

Pria asal Malang, Jawa Timur, itu juga mendapat julukan sebagai manusia gelembung. Awalnya ia mengalami gatal-gatal hebat pada punggungnya saat berusia 18 tahun. Kemudian lesi-lesi gelembung mulai tumbuh pada wajah, punggung, dan akhirnya pada usia 32 tahun hampir sekujur tubuhnya telah dipenuhi gelembung.

Upaya pengobatan medis maupun alternatif pernah dilakukan Chandra. Tapi dokter spesialis kulit serta dokter bedah yang ia temui sama-sama angkat tangan. Bahkan, ahli medis dari Australia angkat tangan setelah melihat kondisi tubunya. Sejak saat itu Chandra hanya bisa pasrah dan jarang ke luar rumah.

Ayah dari empat anak itu selalu mengenakan jaket dan penutup wajah jike ke luar rumah, khawatir orang lain akan ketakutan bila melihat bentolan-bentolan yang ada di wajah dan tubuhnya. Ia juga menggunakan kaos tangan hitam untuk menutupi tangannya.

Kini Chandra memutuskan untuk mengungkap wajahnya kepada dunia dsebagai upaya menemukan obat untuk penyakitnya. Ditambah lagi, Chandra cemas setelah menemukan dua anak pertamanya mengembangkan gejala penyakit yang serupa.

Pria asal Tulungagung ini mendapat julukan sebagai manusia kutil karena ada kutil yang tumbuh menggunung di tangan kiri, kaki kanan, serta penisnya. Benjolan-benjolan itu terus membesar sehingga membuat kaki kanan Sugeng tak muat jika memakai celana biasa,

Saat usianya menginjak 11 tahun, Sugeng melakukan khitan. Usai dikhitan, di bagian alat vitalnya tumbuh kutil yang kemudian menyebar dan membesar. Bentuknya menyerupai buah anggur yang mengelompok dan keras

Sugeng dinyatakan mengalami tumor neurofibroma dikarenakan adanya virus, bakteri, atau karena ada penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva. Pada tahun 2008 lalu, Sugeng menjalani operasi untuk mengangkat tumor yang ada di kaki dan sekitar alat vitalnya.

Pria asal Tulungagung ini mendapat julukan sebagai manusia kutil karena ada kutil yang tumbuh menggunung di tangan kiri, kaki kanan, serta penisnya. Benjolan-benjolan itu terus membesar sehingga membuat kaki kanan Sugeng tak muat jika memakai celana biasa,

Saat usianya menginjak 11 tahun, Sugeng melakukan khitan. Usai dikhitan, di bagian alat vitalnya tumbuh kutil yang kemudian menyebar dan membesar. Bentuknya menyerupai buah anggur yang mengelompok dan keras

Sugeng dinyatakan mengalami tumor neurofibroma dikarenakan adanya virus, bakteri, atau karena ada penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva. Pada tahun 2008 lalu, Sugeng menjalani operasi untuk mengangkat tumor yang ada di kaki dan sekitar alat vitalnya.

Sama seperti Sugeng, pria asal Jombang ini juga mendapat julukan sebagai manusia kutil. Ia mendapat julukan itu karena ada gunungan kutil yang tumbuh di tangan kiri dan alat vitalnya.

Sama dengan Sugeng, tumor yang menyerang Sutikno diperkirakan karenakan adanya virus, bakteri, atau karena terjadi penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva.

Tumor Sutikno diangkat melalui operasi di RSU dr Soetomo Surabaya tahun 2008 lalu. Operasi itu berhasil mengangkat 4,5 kilogram tumor, 3 kilo dari tangan dan 1,5 kilo sisanya berasal dari scrotum.

Sama seperti Sugeng, pria asal Jombang ini juga mendapat julukan sebagai manusia kutil. Ia mendapat julukan itu karena ada gunungan kutil yang tumbuh di tangan kiri dan alat vitalnya.

Sama dengan Sugeng, tumor yang menyerang Sutikno diperkirakan karenakan adanya virus, bakteri, atau karena terjadi penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva.

Tumor Sutikno diangkat melalui operasi di RSU dr Soetomo Surabaya tahun 2008 lalu. Operasi itu berhasil mengangkat 4,5 kilogram tumor, 3 kilo dari tangan dan 1,5 kilo sisanya berasal dari scrotum.

(vit/vit)

Berita Terkait