Kondisi tersebut adalah neurofibromatosis, kondisi genetik yang menyebabkan pertumbuhan tak terkendali di sepanjang saraf. Penyakit itu biasanya ditandai dengan pembengkakan atau benjolan di jaringan saraf.
Neurofibromatosis merupakan penyakit turunan yang biasanya diwariskan dari orang tua. Meski demikian, kondisi itu juga bisa disebabkan karena terjadinya mutasi saat masih di dalam kandungan.
Neurofibromatosis tak hanya menimbulkan penderitaan fisik seperti gatal atau nyeri bagi si empunya, tetapi juga mental. Pasalnya penderita cenderung dijauhi dan tak jarang mendapat perlakuan yang kurang layak. Padahal, penyakit tersebut sama sekali tidak menular.
Inilah 5 orang yang sekujur tubuhnya ditumbuhi gelembung akibat neurofibromatosis, seperti dirangkum detikHealth, Senin (10/2/2014):
|
Sarotin (Foto: Sinar Sakti/Barcroft)
|
1. Sarotin
|
Sarotin (Foto: Sinar Sakti/Barcroft)
|
Benjolan pada tubuh Sarotin muncul sejak ia masih berusia dua tahun. Awalnya benjolan itu berukuran kecil dan jumlahnya tidak banyak. Menginjak kelas 6, gelembung di tubuhnya semakin banyak. Ia pun tak lagi melanjutkan sekolahnya karena selalu mengalami bullying.
Akibat penyakitnya itu, Sarotin terpaksa meninggalkan kampung halamannya dan merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai pembantu. Sayang, neurofibromatosis membuat penampilan janda empat anak itu rusak sehingga sulit mendapatkan pekerjaan.
Kelainan genetik turunan itu rupanya juga ditemukan pada anak pertamanya, Tiona. Tumor-tumor kecil tumbuh di wajah dan sekujur tubuh Tiona meski tidak separah milik ibunya.
1. Sarotin
|
Sarotin (Foto: Sinar Sakti/Barcroft)
|
Benjolan pada tubuh Sarotin muncul sejak ia masih berusia dua tahun. Awalnya benjolan itu berukuran kecil dan jumlahnya tidak banyak. Menginjak kelas 6, gelembung di tubuhnya semakin banyak. Ia pun tak lagi melanjutkan sekolahnya karena selalu mengalami bullying.
Akibat penyakitnya itu, Sarotin terpaksa meninggalkan kampung halamannya dan merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai pembantu. Sayang, neurofibromatosis membuat penampilan janda empat anak itu rusak sehingga sulit mendapatkan pekerjaan.
Kelainan genetik turunan itu rupanya juga ditemukan pada anak pertamanya, Tiona. Tumor-tumor kecil tumbuh di wajah dan sekujur tubuh Tiona meski tidak separah milik ibunya.
2. Slamet
|
|
Menurut penuturan kerabat Slamet, pada tahun 1991 Slamet menjalani operasi pengangkatan tumor yang tumbuh di pinggangnya. Tapi enam bulan kemudian tumor justru bermunculan di seluruh wajah dan tubuh Slamet. Tumor-tumor itu semakin parah dari hari ke hari.
Awal Januari lalu, Slamet menjalani operasi untuk membuang benjolan daging yang tumbuh dan menutupi kedua lubang hidung dan matanya. Sedang ratusan tumor lain yang tumbuh merata di sekujur tubuh Slamet tak bisa diangkat sebab dapat berakibat buruk padanya.
2. Slamet
|
|
Menurut penuturan kerabat Slamet, pada tahun 1991 Slamet menjalani operasi pengangkatan tumor yang tumbuh di pinggangnya. Tapi enam bulan kemudian tumor justru bermunculan di seluruh wajah dan tubuh Slamet. Tumor-tumor itu semakin parah dari hari ke hari.
Awal Januari lalu, Slamet menjalani operasi untuk membuang benjolan daging yang tumbuh dan menutupi kedua lubang hidung dan matanya. Sedang ratusan tumor lain yang tumbuh merata di sekujur tubuh Slamet tak bisa diangkat sebab dapat berakibat buruk padanya.
3. Chandra Wisnu
|
|
Upaya pengobatan medis maupun alternatif pernah dilakukan Chandra. Tapi dokter spesialis kulit serta dokter bedah yang ia temui sama-sama angkat tangan. Bahkan, ahli medis dari Australia angkat tangan setelah melihat kondisi tubunya. Sejak saat itu Chandra hanya bisa pasrah dan jarang ke luar rumah.
Ayah dari empat anak itu selalu mengenakan jaket dan penutup wajah jike ke luar rumah, khawatir orang lain akan ketakutan bila melihat bentolan-bentolan yang ada di wajah dan tubuhnya. Ia juga menggunakan kaos tangan hitam untuk menutupi tangannya.
Kini Chandra memutuskan untuk mengungkap wajahnya kepada dunia dsebagai upaya menemukan obat untuk penyakitnya. Ditambah lagi, Chandra cemas setelah menemukan dua anak pertamanya mengembangkan gejala penyakit yang serupa.
3. Chandra Wisnu
|
|
Upaya pengobatan medis maupun alternatif pernah dilakukan Chandra. Tapi dokter spesialis kulit serta dokter bedah yang ia temui sama-sama angkat tangan. Bahkan, ahli medis dari Australia angkat tangan setelah melihat kondisi tubunya. Sejak saat itu Chandra hanya bisa pasrah dan jarang ke luar rumah.
Ayah dari empat anak itu selalu mengenakan jaket dan penutup wajah jike ke luar rumah, khawatir orang lain akan ketakutan bila melihat bentolan-bentolan yang ada di wajah dan tubuhnya. Ia juga menggunakan kaos tangan hitam untuk menutupi tangannya.
Kini Chandra memutuskan untuk mengungkap wajahnya kepada dunia dsebagai upaya menemukan obat untuk penyakitnya. Ditambah lagi, Chandra cemas setelah menemukan dua anak pertamanya mengembangkan gejala penyakit yang serupa.
4. Sugeng Riyadi
|
|
Saat usianya menginjak 11 tahun, Sugeng melakukan khitan. Usai dikhitan, di bagian alat vitalnya tumbuh kutil yang kemudian menyebar dan membesar. Bentuknya menyerupai buah anggur yang mengelompok dan keras
Sugeng dinyatakan mengalami tumor neurofibroma dikarenakan adanya virus, bakteri, atau karena ada penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva. Pada tahun 2008 lalu, Sugeng menjalani operasi untuk mengangkat tumor yang ada di kaki dan sekitar alat vitalnya.
4. Sugeng Riyadi
|
|
Saat usianya menginjak 11 tahun, Sugeng melakukan khitan. Usai dikhitan, di bagian alat vitalnya tumbuh kutil yang kemudian menyebar dan membesar. Bentuknya menyerupai buah anggur yang mengelompok dan keras
Sugeng dinyatakan mengalami tumor neurofibroma dikarenakan adanya virus, bakteri, atau karena ada penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva. Pada tahun 2008 lalu, Sugeng menjalani operasi untuk mengangkat tumor yang ada di kaki dan sekitar alat vitalnya.
5. Sutikno
|
|
Sama dengan Sugeng, tumor yang menyerang Sutikno diperkirakan karenakan adanya virus, bakteri, atau karena terjadi penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva.
Tumor Sutikno diangkat melalui operasi di RSU dr Soetomo Surabaya tahun 2008 lalu. Operasi itu berhasil mengangkat 4,5 kilogram tumor, 3 kilo dari tangan dan 1,5 kilo sisanya berasal dari scrotum.
5. Sutikno
|
|
Sama dengan Sugeng, tumor yang menyerang Sutikno diperkirakan karenakan adanya virus, bakteri, atau karena terjadi penyumbatan yang disebabkan cacing filaria dan larva.
Tumor Sutikno diangkat melalui operasi di RSU dr Soetomo Surabaya tahun 2008 lalu. Operasi itu berhasil mengangkat 4,5 kilogram tumor, 3 kilo dari tangan dan 1,5 kilo sisanya berasal dari scrotum.
Halaman 2 dari 12











































