Berjenggot, Wanita Ini Malah Mengaku Lebih Feminin

Berjenggot, Wanita Ini Malah Mengaku Lebih Feminin

- detikHealth
Senin, 17 Feb 2014 11:46 WIB
Berjenggot, Wanita Ini Malah Mengaku Lebih Feminin
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Dia bukan wanita jadi-jadian ataupun transgender. Wanita ini hanyalah mengidap sindrom ovarium polisistik yang membuatnya memiliki jenggot seperti halnya pria. Alih-alih minder, berjenggot malah membuat wanita ini merasa lebih feminin.

Jenggot muncul di wajah Harnaam Kaur sejak usianya baru 11 tahun. Rambut itu kemudian langsung menyebar dengan cepat ke dada dan kedua lengannya dan kondisi itu tak ayal membuat Harnaam di-bully di sekolah maupun di jalan. Bahkan Harnaam mengaku pernah menerima ancaman kematian dari orang-orang yang tak ia kenal di internet.

Karena malu, saat memasuki usia remaja, Harnaam rajin mencukur jenggot dan rambut yang menutupi tubuhnya hingga dua kali dalam seminggu, termasuk melakukan bleaching. Tapi anehnya, rambut-rambut itu malah kian tebal dan menyebar ke mana-mana.

Akibatnya Harnaam enggan keluar rumah, ia mengaku tak tahan dengan pandangan aneh dari orang lain. Ia bahkan mulai suka menyakiti dirinya sendiri dan sempat terpikir untuk bunuh diri, apalagi gadis asal Slough, Berkshire UK ini kerap mengenakan baju-baju pria agar dapat menutupi rambut di sekujur tubuhnya.

"Saya dibully habis-habisan, di sekolah saya dipanggil 'beardo' dan panggilan lain seperti 'shemale' dan 'sheman'," tandas Harnaam.

Namun ketika usia Harnaam mencapai 16 tahun, segalanya berubah, terutama semenjak ia memutuskan untuk dibaptis menjadi seorang Sikh. Sikh merupakan sebuah agama yang kebanyakan dianut masyarakat Asia Selatan. Agama ini memang melarang umatnya untuk memotong rambut yang tumbuh di tubuh mereka.

Keputusan ini bukannya tak mendapat tentangan dari kedua orang tuanya. "Mereka khawatir saya takkan bisa menikah dan mendapat pekerjaan. Tapi saya ingin membuat keputusan saya untuk hidup saya sendiri. Sudah cukup saya bersembunyi," katanya.

Harnaam pun membiarkan rambut tumbuh di wajah dan dadanya. Kendati begitu, kedua orang tua Harnaam pun akhirnya menerima keputusan putri pertama mereka itu. Sang adik, Gurdeep Singh (18) pun jadi pendukung terbesarnya.

Meski awalnya sulit mencari pekerjaan dan mendapat tekanan dari keluarga besarnya, akhirnya Harnaam pun diterima sebagai salah seorang asisten pengajar di sebuah SD khusus anak Sikh setempat. Tak ayal ini membuat kepercayaan dirinya meningkat tajam.

"Saya takkan pernah kembali (ke masa lalu) dan menghilangkan rambut di wajah saya karena Tuhan membuat saya seperti ini dan saya bahagia dengan diri saya sekarang. Saya juga merasa lebih feminin dan seksi," tuturnya seperti dilansir Daily Mail, Senin (17/2/2014).

Harnaam pun memutuskan membagi kisahnya di YouTube dan terus mengunggah video agar para wanita di sekitarnya terinspirasi padanya dan mendapatkan kepercayaan diri mereka, kendati ancaman kematian juga terus berdatangan.

Akan tetapi banyak juga yang memberikan pesan positif, terutama dari wanita-wanita yang bernasib sama dengannya.

Sindrom ovarium polisistik ditandai dengan tingginya kadar hormon testosterone tapi pada wanita, kista yang tumbuh di ovarium serta ovarium yang tidak rutin melepas sel telur. Tak heran, para wanita yang menderita sindrom ini kerap mengalami pertumbuhan rambut di tubuh yang tak biasa.



(lil/vit)

Berita Terkait