Pasangan dengan Tato Terbanyak Sejagat, 90 Persen Tubuhnya Tertutup Tinta

Pasangan dengan Tato Terbanyak Sejagat, 90 Persen Tubuhnya Tertutup Tinta

- detikHealth
Senin, 17 Feb 2014 17:28 WIB
Pasangan dengan Tato Terbanyak Sejagat, 90 Persen Tubuhnya Tertutup Tinta
(Foto: SWNS)
Jakarta - Bagi pasangan Gabriela dan Victor Peralta, cinta harus serasi. Agar penampilannya selalu tampak sama, pasangan ini pun rela mentato hampir seluruh permukaan kulitnya, yang akhirnya menobatkan mereka sebagai pasangan dengan tato terbanyak di dunia.

Gabriela (42) dan Victor Peralta (43) telah melakukan 77 modifikasi tubuh, yaitu 50 tindik, 4 microdermal, 11 implan tubuh, 5 implan gigi, 4 ekspander telinga, 2 baut telinga, dan 1 cabang lidah. Pasangan ini juga kompak mentato hampir seluruh permukaan kulitnya, Victor menutup 90 persen tubuhnya dengan tinta, sedangkan Gabriela 65 persen.

Pasangan yang berasal dari Buenos Aires, Argentina, ini pun memegang gelar resmi Guinness World Record sebagai pasangan menikah yang paling banyak melakukan modifikasi tubuh di dunia, seperti dilansir SWNS, Senin (17/2/2014).

"Kami menghabiskan Hari Valentine bersama-sama, kami menyiapkan makan bersama-sama, dan saya bisa berbagi hari bersama ratu saya, Gaby," tutur Victor, yang telah hidup bersama Gabriela selama 13 tahun.

Pasangan ini bertemu sejak 18 tahun yang lalu dan merasa cocok satu sama lain. Semakin hari, cinta mereka semakin dalam. Mereka pun sangat suka memodifikasi tubuh dan tak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan.

Victor pertama kali mentato tubuhnya pada usia 13 tahun dengan kata 'f*ck' di jari, dan Gabriela melukis dadanya dengan mawar merah. Victor sendiri telah menjadi penindik profesional selama 20 tahun dan Gabriela telah menjadi penindik dan body modifier selama 6 tahun.

Keputusan untuk membuat tato sebaiknya sudah dipikirkan secara matang, karena bentuk seni ini masih sangat sulit untuk dihilangkan. Menghapus tato butuh waktu lama, mahal dan bisa merusak jaringan kulit. Saat membuat tato pun sebenarnya sudah merusak jaringan dan menyebabkan traumatis pada kulit.

Efek samping yang bisa muncul dari pembuatan tato adalah adanya risiko infeksi seperti penggunaan jarum yang tidak steril atau kandungan zat-zat berbahaya dari tinta yang dipakai. Beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan dari proses tato yang tidak steril adalah infeksi HIV-AIDS, hepatitis B atau C, tuberkulosis, mycobacterium, sifilis, malaria, dan lepra.

Sedangkan komplikasi tindik (piercing) bervariasi tergantung pada bagian badan yang ditindik, bahan yang digunakan, pengalaman praktisi yang menindik, kebersihan alat dan perawatan setelah ditindik.

Dalam salah satu penelitian mengenai tindik badan, para peneliti dari Northwestern University menemukan bahwa sekitar 20 persen dari tindikan menyebabkan infeksi. Infeksi merupakan komplikasi yang paling umum, diikuti oleh alergi, perdarahan, jaringan parut dan gangguan saat menjalani prosedur medis, seperti ronsen dan USG.



(mer/vit)

Berita Terkait