Studi terbaru mengungkapkan bahwa anak yang menghabiskan waktu lebih dari tiga jam menonton tv proses belajarnya akan terhambat, fisiknya lebih lemah, serta lebih rentan terhadap bullying. Peneliti menemukan setelah dua jam menyaksikan tv, setiap jam tambahan waktu menonton bisa berbahaya bagi perkembangan fisik dan sosial anak.
Perkembangan fisik yang terhambat misalnya saja keterampilan matematika, kemampuan berbahasa, perhatian di sekolah, dan kemampuan fisik yang buruk. Dalam studi ini, peneliti mengamati 1.997 anak laki-laki dan perempuan berusia 29 bulan. Orang tua si anak melaporkan bagaimana perilaku menonton TV buah hatinya sebagai bagian dari Quebec Longitudinal Study of Child Development.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena bisa saja ada sistem perawatan orang tua yang menggunakan televisi sebagai salah satu cara mengasuh anaknya. Ini adalah penelitian pertama yang melihat hubungan terlalu banyak menonton tv pada balita dengan kemampuan di taman kanak-kanak misalnya kemampuan motorik dan psikososial yang memungkinkan anak jadi korban bullying," papar Prof Pagani.
Oleh karena itu, Prof pagani menekankan penting bagi orang tua untuk memperhatikan rekomendasi American Academy of Pediatri bahwa bayi sebaiknya tidak dikenalkan dengan tv dan saat anak berusia dua tahun ke atas, waktu maksimal menonton TV hanya dua jam. Sebab, tambahan waktu menonton TV dipastikan memiliki efek yang negatif.
Dikatakan Prof Pagani, ia memutuskan lebih fokus pada aspek kesiapan sekolah seperti keterampilan motrik yang bisa memprediksi aktivitas fisik dan keterampilan membaca si anak di kemudian hari. Hasil pengamatan pada anak juga diakui Prof Pagani bisa memprediksi kesulitan sosial yang nanti akan terkait dengan sistem perhatian seiring berkembangnya lobus frontal otak.
(rdn/vit)











































