Alergi dingin membuat Hollie Davies (5) tak boleh berenang, bermain di luar saat cuaca sedang dingin, dan bahkan menyantap es krim. Padahal, aktivitas-aktivitas itu biasanya amat disukai anak seusia Hollie.
Beberapa detik saja terpapar udara segar, kulit Hollie akan mengeluarkan ruam merah yang menyakitkan. Sedangkan suhu yang tiba-tiba turun drastis dapat membuatnya mengalami anafilaktik, reaksi alergi yang berakibat fatal.
Untuk melindungi bocah perempuan itu dari dingin, keluarganya telah menghabiskan banyak uang untuk memasang pemanas ruangan dan membeli pakaian ski. Ia juga tidak sembarang diberi izin untuk bermain di luar bersama teman sebayanya. Sayang, usaha tersebut justru sering dianggap berlebih oleh orang lain.
"Saat saya memberi tahu orang lain bahwa Hollie tak bisa menolelir udara dingin, mereka cenderung menertawakan saya. Mereka pikir saya sedang bercanda atau orangtua yang paranoid. Padahal, ini tentang hidup dan mati," tutur Nicola (31), ibu Hollie.
Alergi yang parah membuat Hollie harus selalu mengonsumsi obatnya atau reaksi alergi fatal akan menyerang. Orangtuanya pun selalu mengawasi aktivitas bocah itu. Dalam satu tahun, ia menghabiskan waktu dengan berada di dalam rumah selama enam bulan.
Tak hanya musim dingin saja yang berbahaya bagi Hollie. Pada musim panas pun, alergi itu rentan kambuh. Pasalnya udara dingin dari AC atau berada di dekat ruang chiller supermarket dapat memicu reaksi alergi.
Untungnya Hollie bukan anak yang rewel meski terkadang ia iri ketika melihat saudaranya bisa bermain di luar rumah dan pergi berenang.
"Ia tahu apa yang akan terjadi jika ia melakukan hal-hal itu dan ia menerimanya," ujar Nicola, seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (4/3/2014).
Kelainan yang dialami Hollie disebut urtikaria dingin, menyerang satu di antara 100.000 orang. Kondisi tersebut menyebabkan gatal menyakitkan yang bisa berlangsung selama berhari-hari, sesak napas, dan kelelahan. Sedang serangan parah dapat menyebabkan penderitanya tumbang, mengalami syok, atau bahkan meninggal.
Urtikaria dingin biasanya menyerang pada masa remaja dan belum ditemukan penyembuhnya. Hollie mulai mengalami kondisi itu saat ia masih berusia dua tahun. Saat itu dokter pribadi keluarga mereka kebingungan menemukan penyebab alerginya, apakah zat kimia pada bahan pencuci, kacang-kacangan, buah, atau bahan kimia dalam makanan.
Diagnosis urtikaria dingin datang dari dokter di Rumah Sakit Anak Birmingham. Karena belum ditemukan obat untuk urtikaria, dokter hanya bisa menyarankan agar Hollie tetap hangat dan meminum antihistamin, obat untuk menangkal reaksi.
(vit/vit)











































