Hal ini diungkapkan oleh Dr Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes, Direktur Pengandalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI. Dr Ekowati mengungkapkan bahwa hipertensi jauh lebih banyak sebabkan gagal ginjal di Indonesia, dibanding diabetes.
"Dari survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan Nasional, didapat bahwa pasien gagal ginjal di Indonesia sebanyak 6,9 persen disebabkan oleh diabetes, berarti sekitar 12,3 juta orang. Tapi yang karena hipertensi lebih banyak lagi, yaitu sekitar 46,6 juta orang," ungkap Dr Ekowati saat ditemui pada acara 'Chronic Kidney Disease & Aging' dalam rangka Hari Ginjal Sedunia 2014 di Auditorium Bintang Toedjoe, Pulomas, dan ditulis pada Senin (17/3/2014).
Jumlah pasien gagal ginjal di Indonesia memang cukup banyak. Dr Ekowati menjelaskan bahwa prevalensi pasien gagal ginjal di Indonesia itu sangat tinggi.
"Dari survei Kemenkes, didapat prevalensinya itu 2 per 1.000 penduduk dewasa. Atau sekitar 360 ribu orang. Jumlah tersebut adalah 10 kali lipat dari yang diperkirakan," terangnya.
Melihat fakta yang ada, maka tidak heran mengapa kebutuhan akan donor ginjal di Indonesia pun sangat tinggi. "Kebutuhan akan donor ginjal itu meningkat, tapi sayangnya kesediaan ginjal donor itu sedikit. Padahal donor transplantasi itu langkah yang lebih ideal untuk pasien gagal ginjal," tutur dr Tunggul D. Situmorang, SpPD-KGH, dokter speasialis penyakit dalam dan konsultan ginjal di RS Siloam Jakarta, dalam kesempatan yang sama.
(vta/vit)











































