Polycystic ovary syndrome (PCOS) merupakan gangguan hormonal yang umum di kalangan wanita usia reproduksi. Wanita dengan PCOS memiliki banyak kista kecil yang terletak di sepanjang tepi luar dari masing-masing ovarium (indung telur). Hal ini menyebabkan tidak adanya ovulasi, sehingga menyulitkan wanita untuk mendapatkan keturunan.
Gejala PCOS biasanya muncul segera setelah seorang wanita pertama kali mendapatkan haid (menarche). Dalam beberapa kasus, PCOS berkembang di kemudian hari selama tahun-tahun reproduksi, misalnya saat berat badan naik cukup besar.
Tanda dan gejala PCOS bervariasi tiap pasien, baik dalam jenis dan tingkat keparahan. Untuk dapat mendiagnosis PCOS, dokter biasanya mencari setidaknya dua dari gejala berikut, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Jumat (11/4/2014):
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
1. Bertubuh gemuk
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
1. Bertubuh gemuk
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
2. Menstruasi abnormal
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
2. Menstruasi abnormal
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
3. Kelebihan kadar androgen
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
Namun, tanda-tanda fisik dari kelebihan androgen bervariasi dengan etnisitas, jadi tergantung pada latar belakang etnis Anda. Misalnya, wanita keturunan Eropa Utara atau Asia mungkin tidak akan terpengaruh.
3. Kelebihan kadar androgen
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
Namun, tanda-tanda fisik dari kelebihan androgen bervariasi dengan etnisitas, jadi tergantung pada latar belakang etnis Anda. Misalnya, wanita keturunan Eropa Utara atau Asia mungkin tidak akan terpengaruh.
4. Ovarium polikistik
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
4. Ovarium polikistik
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
Halaman 2 dari 10











































