Dewan Eropa mengkampanyekan Underwear Rule, yakni upaya menanamkan ide di benak anak bahwa tubuhnya adalah milik dirinya sendiri. Sehingga orang lain tidak memiliki hak untuk menyentuhnya. Dikutip dari situs Dewan Eropa, pada Selasa (14/4/2014), berikut ini 5 aspek Underwear Rule:
1. Tubuhmu adalah Milikmu
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena anak merupakan pemilik tubuhnya sendiri, maka dia berhak menolak ciuman ataupun sentuhan dari orang lain, bahkan dari orang-orang yang mereka sayangi. Anakp-anak juga perlu diajari untuk mengatakan tidak dengan segera dan tegas apabila ada kontak fisik yang tidak pantas, segera menjauh dari situasi yang tidak aman, dan juga memberitahukan hal tersebut kepada orang dewasa yang dipercaya.
2. Sentuhan yang Baik dan yang Buruk
Anak-anak tidak selalu mengenali sentuhan yang pantas ataupun yang tidak pantas pada dirinya. Katakan pada anak-anak Anda bahwa jika ada orang yang menyentuh atau melihat bagian pribadinya atau jika anak Anda diminta melihat atau menyentuh bagian tubuh paling pribadi orang lain, maka hal itu tidak baik.
Underwear Rule membantu anak-anak untuk mengenali dan mengingat bagian tubuhnya yang paling pribadi. Ya, underwear atau pakaian dalam dikenakan untuk menutupi area pribadi seseorang. Nah, daerah yang ditutupi pakaian dalam itulah yang harus paling dijaga. Jika anak kemudian menemukan kebingungan, maka mintalah dia untuk bertanya kepada orang dewasa yang dipercaya.
3. Rahasia Baik dan Rahasia Buruk
Dewan Eropa menekankan bahwa kerahasiaan adalah taktik utama pelaku seksual. Itulah mengapa penting untuk mengajarkan perbedaan antara rahasia baik dan buruk untuk menciptakan kepercayaan. Setiap rahasia yang membuat mereka cemas, tidak nyaman, takut atau sedih maka itu termasuk rahasia yang tidak baik dan tidak seharusnya disimpan. Jika mereka memiliki rahasia semacam itu, maka harus memberitahukannya kepada orang dewasa yang dapat dipercaya, misalnya orang tua, guru, polisi, atau dokter.
4. Pencegahan dan Perlindungan adalah Tanggung Jawab Orang Dewasa
Ketika seorang anak mendapat pelecehan seksual, mereka pasti merasa malu, bersalah, dan ketakutan. Biasakan untuk berdiskusi hal-hal seputar seksualitas sehinga tidak membuat isu ini menjadi tabu. Sebab ketabuan membuat anak takut untuk berbicara dan mendiskusikannya.
Pastikan kepada anak-anak Anda bahwa jika mereka merasa khawtir, cemas, atau sedih karena sesuatu yang dianggap salah, maka mereka perlu berbicara dengan orang dewasa yang dipercaya. Buatlah anak selalu merasa bahwa mereka bisa berbicara dengan orang tuanya terkait masalah tersebut. Namun ingat, jika anak Anda merasa tidak siap berbicara tentang kasusnya, maka hal ini harus dihormati. Jangan paksa anak untuk berbicara karena akan semakin membuat mereka ketakutan.
5. Hal-hal yang Bermanfaat Terkait Underwear Rule
a. Pelaporan dan pengungkapan
Beri tahu anak bahwa orang dewasa bisa menjadi bagian yang bisa menyelamatkan mereka dari masalah yang membelitnya. Karena itu anak-anak harus bisa memilah orang dewasa mana yang bisa mereka percaya sehingga mau mendengar dan membantu makakala mereka memiliki masalah. Beri tahu pula pada anak bagaimana caranya mencari bantuan dari orang-orang yang mereka percayai tersebut.
B. Pelaku bisa jadi orang yang dikenal
Dalam kebanyakan kasus pelecehan seksual, pelaku adalah seseorang yang dikenal anak. Hal ini tentunya menjadi sulit bagi anak, sebab mereka umumnya sudah menanamkan kepercayaan pada pelaku. Karena itu biasakan agar anak rutin memberi tahu pada orang tua terkait orang-orang yang gemar memberi mereka hadiah, meminta mereka menjaga rahasia, atau kerap mencoba menghabiskan waktu berdua dengan anak.
c. Pelaku bisa jadi adalah orang asing
Dalam beberapa kasus pelaku pelecehan seksual adalah orang asing. Untuk itu ajarkan aturan sederhana pada anak Anda terkait kontak dengan orang asin. Katakan pada mereka jangan pernah mau masuk ke dalam mobil bersama dengan orang asing, dan jangan pernah mau menerima undangan atau hadiah dari orang tak dikenal.
d. Orang yang bisa membantu
Beri pengertian pada anak bahwa ada kalangan profesional yang bisa sangat membantu apabila mereka mendapat pelecehan seksual. Katakan pada mereka orang-orang itu antara lain guru, pekerja sosial, dokter, psikolog, dan polisi.
(vit/up)











































