"Hampir 30 persen dari seluruh populasi mengalami alergi. Di mana 8 persen di antaranya adalah anak berusia di bawah 6 tahun. Oleh sebab itu, pencegahan merupakan tindakan terbaik," ujar Michelle Maria Pietzak, MD, Nutrition Advisory Board Nestle Nutrition Institute.
Hal tersebut ia sampaikan dalam Media Gathering yang diadakan di Gedung Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, Jl Pegangsaan Timur, Jakarta, Selasa (15/4/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapat tersebut diamini oleh Ketua Divisi Alergi-Imunologi di Departemen Kesehatan Anak FKUI, DR dr Zakiudin Munasir, SpA(K). Dalam acara yang sama ia menyebutkan makanan tidak terlalu berpengaruh terhadap penurunan risiko alergi pada janin.
"Sekitar sepuluh tahun yang lalu para ahli sepakat menganjurkan ibu hamil untuk menghindari makanan seperti susu, telur, kacang, dan seafood. Ternyata penelitian lebih lanjut mengungkapkan pantangan tersebut tak berpengaruh, alias bayi sama-sama berisiko alergi," papar dr Zakiudin.
Oleh sebab itu, ia justru melarang adanya kebiasaan ibu hamil untuk pantang mengonsumsi makanan tertentu, kecuali jika sejak awal sebelum hamil sang ibu sudah alergi terhadap jenis makanan tertentu.
"Cuma satu yang wajib dihindari ibu hamil: asap rokok. Tidak boleh sama sekali ibu hamil terpajan asap rokok. Jelas asap rokok mengandung zat dan dapat merangsang reaksi alergi seperti asma dan eksim," pesan dokter yang juga merupakan peneliti Health Economics dari Unit Kesatuan Kerja Alergi-Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (UKK Alergi-Imunologi IDAI).
(ajg/vit)











































