Dr Andrie Ronggani, SpOG dari Klinik Fertilitas Teratai mengatakan infertilitas pada sekunder adalah yang bisa dialami pasutri yang sebelumnya sudah pernah punya anak. Jadi kondisi ini terjadi saat seorang perempuan pernah hamil, namun kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun telah bersenggama.
"Ini jika kehamilan tidak terjadi selama 12 bulan," kata dr Andrie dalam seminar awam kehamilan dan bayi tabung yang digelar di Klinik Fertilitas Teratai, di The Bridge Function Hall, Aston Rasuna, Kuningan, Jakarta, dan ditulis pada Minggu (27/4/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi jika gagal mencapai kehamilan setelah 2 tahun dari hubungan seksual yang tidak menggunakan pelindung, maka itulah infertilitas," sambung dokter berkacamata itu.
Nah, infertilitas itu bukan melulu masalah istri, tetapi juga suami. Karena itu jika lebih dari setahun tidak dikaruniai momongan, jangan hanya istri yang periksa ke dokter, tetapi suami juga harus memeriksakan diri.
Masalah infertilitas pada suami antara lain terkait sperma, penyakit, dan gaya hidup. Sedangkan pada perempuan terkait usia, hormon, organ reproduksi, penyakit, dan lingkungan.
"Kalau sudah lebih dari 35 tahun, apalagi lebih dari 42 tahun, peluangnya menjadi lebih kecil," tutur dr Andrie.
Hubungan seks juga menjadi salah satu penyebab pasangan tak juga dikaruniai anak. Yakni jika frekuensi hubungan seks sangat jarang, ada masalah disfungsi, masalah psikis, dan masalah teknis.
"Jika diduga ada masalah infertilitas maka akan ada evaluasi infertilitas pada pria dan wanita," sambungnya, seraya menambahkan jika ditemui adanya amasalah, akan diterapkan terapi.
(vit/vit)











































