Dibanding Fogging, Pemberantasan Sarang Nyamuk Lebih Disarankan Cegah DBD

Dibanding Fogging, Pemberantasan Sarang Nyamuk Lebih Disarankan Cegah DBD

- detikHealth
Senin, 28 Apr 2014 10:45 WIB
Dibanding Fogging, Pemberantasan Sarang Nyamuk Lebih Disarankan Cegah DBD
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Demam berdarah dengue (DBD) merupakan ancaman bagi keluarga di Indonesia, di mana anak-anak sangat rentan sekali terkena penyakit ini. DBD telah menyerang jutaan orang dewasa serta anak-anak hingga membuat Indonesia sebagai negara kedua dengan kasus DBD tertinggi di dunia.

Oleh karena itu, berbagai pihak pun selalu berusaha untuk menekankan pentingnya upaya pencegahan demi menghindari anak dan keluarga terkena DBD. Meski DBD dianggap penyakit mematikan yang mudah untuk disembuhkan, tindakan preventif adalah fokus utama demi 'menghapus' DBD di Indonesia.

Husein Habsyi, SKM, MHComm, Wakil Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), mengungkapkan bahwa preventif dan campaign action merupakan hal yang paling penting saat ini untuk menangangi DBD.

"Selama ini kita tahu ada 3M, tapi sudah dijalankan atau belum? Itulah yang harus kita lakukan sekarang, campaign action bukan campaign info saja," tutur Husein saat ditemui pada Press Conference Jambore Jumantik Cilik 2014 yang diadakan di Electic Resto Cilandak Town Square, Jl. TB Simatupang Kav 17, Jakarta, dan ditulis pada Senin (28/4/2014).

Mengubur, menguras, dan menutup (3M) adalah kampanye yang sudah lama ada di Indonesia demi mencegah DBD. Namun saat ini, Husein menyebutkan 3M plus pemberantasan sarang nyamuk (PSN) adalah langkah baru demi mencegah DBD. "Berantas sarang nyamuk supaya mereka tidak bertelur yang akhirnya bisa menjadi jentik," terangnya.

Selama ini, fogging juga dikenal sebagai salah satu cara untuk mencegah DBD. Tapi ternyata, Dr Dien Ermawati, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyatakan bahwa PSN merupakan hal yang jauh lebih disarankan ketimbang fogging. "Fogging tidak pernah direkomendasikan. Saya lebih pro PSN, bukan foging. Karena yang lebih baik adalah 'bermain' dengan jentik, bukan nyamuknya," ungkap Dien.

Lebih lanjut, Dien menjelaskan bahwa foging itu hanya bisa membunuh nyamuknya, bukan jentiknya. Padahal menurut Dien, apabila jentik tidak dibunuh, maka itu sama saja 'menyediakan' kesempatan untuk nyamuk generasi berikutnya tumbuh sehingga masalah DBD tidak akan bisa selesai. Lantas apakah itu tandanya foging tidak boleh dilakukan?

"Fogging boleh dilakukan, tapi hanya jika ada kasus saja di daerah itu dengan radius 200 meter. Karena fogging kan juga bisa mencemari lingkungan," tutup Dien.

(vit/vit)

Berita Terkait