Awas, Kolik yang Seperti Ini Harus Diwaspadai Orang Tua

Awas, Kolik yang Seperti Ini Harus Diwaspadai Orang Tua

- detikHealth
Selasa, 29 Apr 2014 14:31 WIB
Awas, Kolik yang Seperti Ini Harus Diwaspadai Orang Tua
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Yogyakarta - Menurut pakar, kolik dapat sembuh dengan sendirinya bila ditunggu. Akan tetapi, kolik bisa menjadi kronis dan membahayakan kesehatan si bayi sehingga harus diantisipasi. Seperti apa gejala kolik yang dimaksud?

"Pertama, apabila disertai muntah, awas muntahnya hijau, kuning, berdarah atau terlalu sering. Jangan-jangan ada inflamasi yang berat. Kedua, perubahan feses atau kotoran menjadi keras. Mungkin karena terjadi konstipasi," tutur Prof dr Muhammad Juffrie, Sp.A (K), Ph.D., dalam Seminar Kebijakan dan Asuhan Nutrisi Sejak Kehamilan dan Tumbuh Kembang Anak di Hotel Grand Quality Yogyakarta, dan ditulis Selasa (29/4/2014).

Namun Prof Juffrie menerangkan banyak bayi yang mengalami konstipasi atau sembelit, padahal hanya mengonsumsi ASI yang konon bisa memudahkan anak untuk buang air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bisa dihubungkan dengan gejala konstipasi, yaitu kolitis yang ada di rektum meradang. Biasanya penyebabnya adalah alergi susu sapi. Jadi ketika diminumin susu, otot-otot di rektum malah menegang terus, sulit relaksasi, sehingga menyulitkan terjadinya proses defekasi," jelas Guru Besar Ilmu Pediatri Fakultas Kedokteran UGM tersebut.

Sebaliknya feses yang terlalu cair, berlendir bahkan sampai berdarah pun perlu dicurigai sebagai penyebab kolik kronis lainnya.

Keempat, suhu tubuh yang tidak normal, baik terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Dan waspadai bila anak rewel terus-menerus atau bahkan diam sama sekali, tak mau menangis.

"Yang terakhir, berat badan tidak naik-naik," sambung Prof Juffrie.

Selain itu, orang tua tak boleh menyepelekan bayi yang terkena konstipasi. Jika ini didiamkan, maka akan menyebabkan konstipasi kronis pada saat memasuki usia kanak-kanak.

"Karena anak bisa kecirit (buang air besar sedikit-sedikit di celana) atau ngebrok (tidak sadar tahu-tahu sudah ada feses di celana). Selain membuatnya depresi, anak akan dijauhi teman-temannya karena bau yang diakibatkan kondisi tadi," tegasnya.

Pada akhirnya ini akan juga akan menyebabkan keluarganya depresi, dan pengobatannya sendiri bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan.



(lil/vta)

Berita Terkait