Cara Praktis Ajarkan Pendidikan Seks Dini Sesuai Tahapan Umur Anak

Cara Praktis Ajarkan Pendidikan Seks Dini Sesuai Tahapan Umur Anak

- detikHealth
Selasa, 29 Apr 2014 15:01 WIB
Cara Praktis Ajarkan Pendidikan Seks Dini Sesuai Tahapan Umur Anak
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Banyak orang tua merasa canggung saat akan memberikan pendidikan seks dini pada anaknya. Padahal jika pendidikan seks tidak diberikan, anak-anak justru akan mencari informasi dari sumber lain. Sumber yang dimaksud misalnya saja buku atau internet yang bisa saja membuat anak makin bingung atau menelusuri lebih jauh lagi segala hal tentang seksualitas tanpa pengawasan orang tua.

Oleh karena itu, seksolog, penulis, dan dosen senior di University of Sydney Dr Patricia Weerakon menekankan orang tua sebaiknya bertanggung jawab dalam memberi pendidikan seks yaitu tentang bagaimana tubuh bekerja, jenis kelamin, memiliki bayi, ekspresi seksual, dan nilai-nilai.

"Tidak berbicara pada anak soal pendidikan seks demi pembelajarannya berarti kita memberikan kesempatan pada mereka saat remaja nanti beralih ke internet untuk mendapat pendidikan seks," kata Weerakon.

Berikut ini langkah-langkah yang bisa dilakukan orang tua sesuai umur anak untuk memberi pendidikan seks pada putra putrinya seperti yang diutarakan Weerakon dan dikutip dari ABC Australia, Selasa (29/4/2014):

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)

1. Usia 0-3 tahun

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Menurut Weerakon, di usia ini orang tua sudah bisa memberi tahu nama-nama bagian tubuh yang sebenarnya seperti vagina, penis, atau vulva. Selain itu,penting juga mengajari anak perilaku yang boleh dilakukan di rumah dan di tempat umum.

"Ajari anak untuk menghindari rasa malu dan bersalah terhadap bagian tubuhnya tertentu. Misalnya biasakan gunakan handuk saat keluar dari kamar mandi," kata Weerakon.

1. Usia 0-3 tahun

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Menurut Weerakon, di usia ini orang tua sudah bisa memberi tahu nama-nama bagian tubuh yang sebenarnya seperti vagina, penis, atau vulva. Selain itu,penting juga mengajari anak perilaku yang boleh dilakukan di rumah dan di tempat umum.

"Ajari anak untuk menghindari rasa malu dan bersalah terhadap bagian tubuhnya tertentu. Misalnya biasakan gunakan handuk saat keluar dari kamar mandi," kata Weerakon.

2. Usia 4-5 tahun

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Ketika berusia empat sampai lima tahun, ayah atau ibu sudah bisa mengajarkan nama-nama dari bagian tubuh internal dan ekstrenal utama. Khususnya bagian-bagian reproduksi.

"Anda juga bisa menjelaskan bagaimana bayi bisa ada di rahim seorang ibu dengan bahasa yang pasti disesuaikan dengan usianya dan tidka terlalu vulgar," tutur Weerakon.

2. Usia 4-5 tahun

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Ketika berusia empat sampai lima tahun, ayah atau ibu sudah bisa mengajarkan nama-nama dari bagian tubuh internal dan ekstrenal utama. Khususnya bagian-bagian reproduksi.

"Anda juga bisa menjelaskan bagaimana bayi bisa ada di rahim seorang ibu dengan bahasa yang pasti disesuaikan dengan usianya dan tidka terlalu vulgar," tutur Weerakon.

3. Usia 6-8 tahun

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Di tahap usia ini, orang tua sebaiknya mulai membicarakan dengan anak apa yang akan terjadi ketika mereka mulai pubertas sebagai bentuk persiapan anak ketika mengalami masa pubertas nanti.

3. Usia 6-8 tahun

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Di tahap usia ini, orang tua sebaiknya mulai membicarakan dengan anak apa yang akan terjadi ketika mereka mulai pubertas sebagai bentuk persiapan anak ketika mengalami masa pubertas nanti.

4. Usia 9-12 tahun

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Ayah atau ibu dikatakan Weerakon penting untuk berbicara dengan anak terkait perubahan yang mereka lalui dan meyakinkan bahwa menstruasi, ereksi, dan ejakulasi dalah hal yang normal.

"Mulailah membahas penting dan berharganya diri serta tubuh mereka. untuk mengantisipasi pengaruh media dan internet, batasi apa yang sebaiknya mereka akses dan yang tidak," terang Weerakon.

4. Usia 9-12 tahun

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Ayah atau ibu dikatakan Weerakon penting untuk berbicara dengan anak terkait perubahan yang mereka lalui dan meyakinkan bahwa menstruasi, ereksi, dan ejakulasi dalah hal yang normal.

"Mulailah membahas penting dan berharganya diri serta tubuh mereka. untuk mengantisipasi pengaruh media dan internet, batasi apa yang sebaiknya mereka akses dan yang tidak," terang Weerakon.

5. Usia 13-18 tahun

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Remaja sudah mulai tertarik dengan lawan jenis di fase usia ini. Oleh karenanya, sah-sah saja ketika orang tua membahas masalah cinta, keintiman, dan cara mengatur batas dalam hubungan mereka dengan lawan jenis.

"Bicarakan tentang hubungan dengan teman sebaya, konflik yang mungkin dialami guna membantu mereka mengidentifikasi respons fisik dan verbal agar mereka bisa menghindar atau melarikan diri dari situasi yang membuat mereka tidak nyaman," papar Weerakon.


5. Usia 13-18 tahun

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Remaja sudah mulai tertarik dengan lawan jenis di fase usia ini. Oleh karenanya, sah-sah saja ketika orang tua membahas masalah cinta, keintiman, dan cara mengatur batas dalam hubungan mereka dengan lawan jenis.

"Bicarakan tentang hubungan dengan teman sebaya, konflik yang mungkin dialami guna membantu mereka mengidentifikasi respons fisik dan verbal agar mereka bisa menghindar atau melarikan diri dari situasi yang membuat mereka tidak nyaman," papar Weerakon.


Halaman 2 dari 12
Menurut Weerakon, di usia ini orang tua sudah bisa memberi tahu nama-nama bagian tubuh yang sebenarnya seperti vagina, penis, atau vulva. Selain itu,penting juga mengajari anak perilaku yang boleh dilakukan di rumah dan di tempat umum.

"Ajari anak untuk menghindari rasa malu dan bersalah terhadap bagian tubuhnya tertentu. Misalnya biasakan gunakan handuk saat keluar dari kamar mandi," kata Weerakon.

Menurut Weerakon, di usia ini orang tua sudah bisa memberi tahu nama-nama bagian tubuh yang sebenarnya seperti vagina, penis, atau vulva. Selain itu,penting juga mengajari anak perilaku yang boleh dilakukan di rumah dan di tempat umum.

"Ajari anak untuk menghindari rasa malu dan bersalah terhadap bagian tubuhnya tertentu. Misalnya biasakan gunakan handuk saat keluar dari kamar mandi," kata Weerakon.

Ketika berusia empat sampai lima tahun, ayah atau ibu sudah bisa mengajarkan nama-nama dari bagian tubuh internal dan ekstrenal utama. Khususnya bagian-bagian reproduksi.

"Anda juga bisa menjelaskan bagaimana bayi bisa ada di rahim seorang ibu dengan bahasa yang pasti disesuaikan dengan usianya dan tidka terlalu vulgar," tutur Weerakon.

Ketika berusia empat sampai lima tahun, ayah atau ibu sudah bisa mengajarkan nama-nama dari bagian tubuh internal dan ekstrenal utama. Khususnya bagian-bagian reproduksi.

"Anda juga bisa menjelaskan bagaimana bayi bisa ada di rahim seorang ibu dengan bahasa yang pasti disesuaikan dengan usianya dan tidka terlalu vulgar," tutur Weerakon.

Di tahap usia ini, orang tua sebaiknya mulai membicarakan dengan anak apa yang akan terjadi ketika mereka mulai pubertas sebagai bentuk persiapan anak ketika mengalami masa pubertas nanti.

Di tahap usia ini, orang tua sebaiknya mulai membicarakan dengan anak apa yang akan terjadi ketika mereka mulai pubertas sebagai bentuk persiapan anak ketika mengalami masa pubertas nanti.

Ayah atau ibu dikatakan Weerakon penting untuk berbicara dengan anak terkait perubahan yang mereka lalui dan meyakinkan bahwa menstruasi, ereksi, dan ejakulasi dalah hal yang normal.

"Mulailah membahas penting dan berharganya diri serta tubuh mereka. untuk mengantisipasi pengaruh media dan internet, batasi apa yang sebaiknya mereka akses dan yang tidak," terang Weerakon.

Ayah atau ibu dikatakan Weerakon penting untuk berbicara dengan anak terkait perubahan yang mereka lalui dan meyakinkan bahwa menstruasi, ereksi, dan ejakulasi dalah hal yang normal.

"Mulailah membahas penting dan berharganya diri serta tubuh mereka. untuk mengantisipasi pengaruh media dan internet, batasi apa yang sebaiknya mereka akses dan yang tidak," terang Weerakon.

Remaja sudah mulai tertarik dengan lawan jenis di fase usia ini. Oleh karenanya, sah-sah saja ketika orang tua membahas masalah cinta, keintiman, dan cara mengatur batas dalam hubungan mereka dengan lawan jenis.

"Bicarakan tentang hubungan dengan teman sebaya, konflik yang mungkin dialami guna membantu mereka mengidentifikasi respons fisik dan verbal agar mereka bisa menghindar atau melarikan diri dari situasi yang membuat mereka tidak nyaman," papar Weerakon.


Remaja sudah mulai tertarik dengan lawan jenis di fase usia ini. Oleh karenanya, sah-sah saja ketika orang tua membahas masalah cinta, keintiman, dan cara mengatur batas dalam hubungan mereka dengan lawan jenis.

"Bicarakan tentang hubungan dengan teman sebaya, konflik yang mungkin dialami guna membantu mereka mengidentifikasi respons fisik dan verbal agar mereka bisa menghindar atau melarikan diri dari situasi yang membuat mereka tidak nyaman," papar Weerakon.


(rdn/vta)

Berita Terkait