"Seks oral itu sebenarnya sama dengan aktivitas seksual yang lain seperti saling masturbasi, ciuman, rabaan, dan pelukan. Dan tidak mungkinlah terjadi kehamilan hanya dengan tertelan atau menelan sperma. (Karena)kehamilan hanya akan terjadi kalau ada pembuahan sel telur oleh spermatozoa. Jadi harus melalui hubungan seksual," tegas Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, ketika dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (30/4/2014).
Namun Ketua Bagian Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu tak menampik bila pernah mendengar sebuah kasus tentang seorang gadis berusia 15 tahun di Lesotho, Afrika yang dinyatakan hamil setelah menelan sperma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam jurnal disebutkan, dokter menduga sperma yang ditelan oleh gadis bernama Bauer Griffin itu masuk melalui lambung dan 'berenang' menuju bagian reproduksinya tanpa mengalami kerusakan karena terlindung oleh air liur.
Meski begitu, banyak dokter dan pakar yang kurang percaya dengan kredibilitas kasus ini. Bahkan pakar obstetri dan ginekologi dari New York University School of Medicine, Dr Manny Alvarez sepakat bila hal ini tidaklah masuk akal.
Mengapa begitu? Pertama, Dr Alvarez yakin tingkat keasaman perut akan menciptakan lingkungan yang tidak konsisten untuk sperma sehingga ia tak bisa bertahan hidup. Kedua, anatomi lambung dan letaknya yang berjauhan dengan tuba falopi memperkecil kemungkinan bagi sperma masuk dan melakukan proses pembuahan secara normal.
Lagipula menurut Prof Wimpie, sperma hanya akan menempel pada dinding rahim jika melalui saluran vagina. “(Dan) kalau sperma tertelan dan masuk ke lambung, harusnya kan keluar lewat anus, tidak mungkin masuk ke dalam rahim,” ujarnya.
Lalu apakah ejakulasi di dalam mulut dan menelan sperma akan menimbulkan risiko tertentu? "Risiko buruknya memang mungkin saja ada. Risiko itu ada ketika suami atau istrinya pernah terkena infeksi sebelumnya. Kalau ternyata masing-masing ada infeksi, pasangan yang melakukan seks oralnya bisa terkena infeksi juga, seperti infeksi mulut," jelas dr Nugroho Setiawan, SpAnd dari RSUP Fatmawati Jakarta.
Beruntung dr Nugroho mengatakan infeksi pada mulut atau kelamin akibat seks oral takkan sampai menyebabkan kanker. Namun ia mengingatkan setidaknya sebelum pasangan melakukan seks oral, keduanya diminta untuk memeriksakan diri atau memastikan pernah terkena infeksi ataupun tidak.











































