Menanggapi hal ini, dr Benedictus Megaputera M.Si, SpOT mengatakan seseorang dikatakan bertubuh pendek apabila terdapat perbedaan yang sangat berarti antara tinggi badannya dengan tinggi badan rata-rata orang seusianya. Tubuh pendek bisa terjadi karena faktor medis dan non medis.
"Faktor non medis misalnya keterlambatan pertumbuhan dan faktor gen. Keterlambatan pertumbuhan terjadi saat anak butuh waktu lebih lama untuk mencapai tinggi rata-rata anak seusianya," terang dr Mega, begitu ia akrab disapa kepada detikHealth, dan ditulis pada Selasa (6/5/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisa pula akibat kelainan genetik, defisiensi hormon pertumbuhan, infeksi selama masa pertumbuhan dalam kandungan, dan kurang gizi. Lantas, bagaimana jika seseorang ingin meninggikan badannya?
"Seseorang yang memiliki silsilah keluarga dengan tubuh tinggi, masih dalam usia pertumbuhan umurnya kurang dari 20 tahun, lalu mengonsumsi nutrisi seimbang, gemar olahraga, kondisi tulangnya baik, bisa saja dia memiliki tubuh yang tinggi," papar dokter yang praktik di Klinik Spesialis Bethany Care, Surabaya ini.
Pada dasarnya, dikatakan dr Mega, tinggi badan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keturunan, usia, asupan nutrisi, latihan fisik, dan kondisi kesehatan tulangnya. Untuk mencatat pertumbuhan tinggi anak, biasanya bisa digunakan kartu pertumbuhan (growth chart).
"Melalui kartu tersebut, perbedaan tinggi seorang anak dengan anak lain seusianya dapat diketahui sejak dini," tandas dr Mega.











































