Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih sering ditemukan meski kalender sudah memasuk awal bulan April. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kementerian Kesehatan dr Andi Muhadir, MPH mengatakan bahwa DBD sudah tidak lagi menjadi penyakit musiman, tetapi sudah menjadi penyakit yang terjadi sepanjang tahun.
"DBD itu sekarang sudah menjadi endemis sepanjang tahun. Jadi tidak lagi tergantung sedang musim hujan atau musim kemarau," tutur dr Andi ketika dihubungi detikHealth, Selasa (6/5/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuaca seperti itu menurut dr Andi seringkali menimbulkan genangan air di berbagai tempat. Mulai dari di jalan, got atau selokan. Banyaknya genangan tentu berimbas pada semakin banyaknya tempat nyamuk untuk bersarang dan berkembang biak.
Menanggapi hal tersebut, Husein Habsyi, SKM., MHComm, wakil ketua umum Ikatan Ahli Kesehatan Indonesia mengatakan bahwa sebenarnya program dan tindakan pencegahan demam berdarah sudah sering kali disosialisasikan. Namun kurang disiplinnya masyarakat membuat program tersebut menjadi tidak efektif.
"PSN (pemberantasan sarang nyamuk) sebenarnya sudah sering disosialisasikan, baik oleh pemerintah pusat (Kemenkes), Pemda, ataupun organisasi profesi kesehatan lainnya. Hanya masyarakat saja yang kurang disiplin sehingga program tersebut seakan tidak ada efeknya," tutur Husein ketika dihubungi terpisah.
Husein mengatakan bahwa idealnya, PSN dilakukan seminggu satu kali selama terus menerus alias sepanjang tahun. Jika dilakukan jarang-jarang atau tidak teratur, bukan tidak mungkin jentik sudah berubah menjadi nyamuk dewasa yang dapat menyerang manusia. Husein berharap masyarakat dapat menjadikan PSN sebagai bagian dari kebiasaan hidup sehat.
"Jadikan PSN sebagai kebiasaan dimulai dari rumah dan anak-anak. Sehingga kelak ketika dewasa mereka sudah terbiasa melakukan PSN juga perilaku hidup bersih dan sehat lainnya," ucapnya.











































