DBD Tak Lagi Jadi Penyakit Musiman, Tapi Endemis Sepanjang Tahun

DBD Tak Lagi Jadi Penyakit Musiman, Tapi Endemis Sepanjang Tahun

- detikHealth
Rabu, 07 Mei 2014 10:30 WIB
DBD Tak Lagi Jadi Penyakit Musiman, Tapi Endemis Sepanjang Tahun
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Musim hujan memang indentik dengan penyebaran penyakit bersumber binatang. Jika terjadi banjir misalnya, penyakit pes, kencing tikus dan demam berdarah mengalami kenaikan angka kasus yang cukup signifikan. Tapi pada saat musim kemarau, demam berdarah pun masih juga mengancam.

Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih sering ditemukan meski kalender sudah memasuk awal bulan April. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kementerian Kesehatan dr Andi Muhadir, MPH mengatakan bahwa DBD sudah tidak lagi menjadi penyakit musiman, tetapi sudah menjadi penyakit yang terjadi sepanjang tahun.

"DBD itu sekarang sudah menjadi endemis sepanjang tahun. Jadi tidak lagi tergantung sedang musim hujan atau musim kemarau," tutur dr Andi ketika dihubungi detikHealth, Selasa (6/5/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cuaca yang tak menentu dikatakannya sebagai penyebab DBD masih saja tinggi. Jika dilihat, kondisi beberapa hari terakhir saja memang mencerminkan hal seperti itu. Pagi hingga siang panas matahari bersinar terik, lalu sore atau malam harinya hujan turun dengan sangat deras.

Cuaca seperti itu menurut dr Andi seringkali menimbulkan genangan air di berbagai tempat. Mulai dari di jalan, got atau selokan. Banyaknya genangan tentu berimbas pada semakin banyaknya tempat nyamuk untuk bersarang dan berkembang biak.

Menanggapi hal tersebut, Husein Habsyi, SKM., MHComm, wakil ketua umum Ikatan Ahli Kesehatan Indonesia mengatakan bahwa sebenarnya program dan tindakan pencegahan demam berdarah sudah sering kali disosialisasikan. Namun kurang disiplinnya masyarakat membuat program tersebut menjadi tidak efektif.

"PSN (pemberantasan sarang nyamuk) sebenarnya sudah sering disosialisasikan, baik oleh pemerintah pusat (Kemenkes), Pemda, ataupun organisasi profesi kesehatan lainnya. Hanya masyarakat saja yang kurang disiplin sehingga program tersebut seakan tidak ada efeknya," tutur Husein ketika dihubungi terpisah.

Husein mengatakan bahwa idealnya, PSN dilakukan seminggu satu kali selama terus menerus alias sepanjang tahun. Jika dilakukan jarang-jarang atau tidak teratur, bukan tidak mungkin jentik sudah berubah menjadi nyamuk dewasa yang dapat menyerang manusia. Husein berharap masyarakat dapat menjadikan PSN sebagai bagian dari kebiasaan hidup sehat.

"Jadikan PSN sebagai kebiasaan dimulai dari rumah dan anak-anak. Sehingga kelak ketika dewasa mereka sudah terbiasa melakukan PSN juga perilaku hidup bersih dan sehat lainnya," ucapnya.



(vit/vit)

Berita Terkait