Mainan Magnet di Kulkas Bisa Bahaya bagi si Jantung Lemah

Mainan Magnet di Kulkas Bisa Bahaya bagi si Jantung Lemah

- detikHealth
Kamis, 08 Mei 2014 07:31 WIB
Mainan Magnet di Kulkas Bisa Bahaya bagi si Jantung Lemah
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Zurich, Swiss - Mainan magnet yang bisa ditempelkan di pintu lemari es mungkin terlihat lucu. Namun tim peneliti dari Swiss mewanti-wanti bila produk berbahan magnet seperti ini ternyata bisa mematikan.

Hal ini karena magnet berdaya lekat kuat ini dapat mengganggu kinerja alat pacu jantung (pacemaker). Apalagi bila si pemilik jantung lemah berdiri dekat dengan magnet atau sekitar 3 cm dari lemari es.

Menurut peneliti dari University Hospital of Zurich, Swiss, bila magnetnya terbuat dari besi atau berwarna abu-abu kusam, itu tandanya daya magnetnya rendah dan tak perlu dikhawatirkan efeknya. Akan tetapi bila warnanya keperakan dan agak berkilau, itu artinya magnet tersebut terbuat dari campuran logam neodymium-besi-boron yang menghasilkan magnet dengan daya lekat sangat kuat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalahnya, magnet seperti ini dapat diproduksi dengan biaya yang rendah, sehingga banyak industri yang memanfaatkannya. Antara lain pada industri pembuatan hard drive komputer, headphone, speaker, mainan, perhiasan bahkan hingga ke produk pakaian.

Peneliti pun telah memastikan temuan mereka dengan mengetes efek magnet neodymium terhadap 70 pasien jantung, di mana 41 pasien di antaranya memakai alat pacu jantung sedangkan 29 pasien lainnya menggunakan implantable cardioverter defibrillators (ICD). Implantable Cardioverter-Defibrillator (ICD) adalah perangkat elektronik berupa generator listrik kecil yang digunakan untuk pasien yang berisiko agar tidak terkena serangan jantung mendadak.

Ternyata walaupun peneliti hanya menggunakan magnet neodymium seberat 8 gram, segala jenis alat pacu jantung dan ICD yang dipakai pasien terbukti mengalami gangguan, terutama bila jarak antara pasien dengan magnet kurang dari 3 cm.

"Kalau magnetnya lebih besar, tentu gangguan yang ditimbulkannya juga lebih besar meskipun jaraknya lebih dari 3 cm," tandas peneliti.

Bahkan ketika alat pacu jantungnya dapat berfungsi kembali setelah magnetnya dijauhkan, peneliti tetap memperingatkan kerusakan alat masih bisa terjadi bila si pasien terus dipapari magnet, misal bila mereka harus mengenakan name tag atau perhiasan yang mengandung magnet.

"Para dokter juga harus paham dan memperingatkan pasien akan risiko yang berkaitan dengan magnet ini. Kami pun merekomendasikan para produsen magnet agar mencantumkan informasi terkait risiko ini pada kemasan produk mereka," imbuh ketua tim peneliti, Thomas Wolber seperti dikutip dari BBC, Kamis (8/5/2014).



(lil/vit)

Berita Terkait