Penyakit diabetes di Indonesia bukanlah hal yang baru. Tetapi sudah seberapa pedulikah masyarakat Indonesia mengenai penyakit ini? dr Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, KEMD menyatakan bahwa pada tahun 2007, 77 persen pasien diabetes di Indonesia pada awalnya tidak menyadari bahwa mereka mengidap diabetes.
Kultur masyarakat Indonesia yang ingin serba instan juga menjadi faktor yang menyebabkan penanganan diabetes masih rendah. dr Tri menyatakan bahwa sebagian besar pasien diabetes berasal dari riwayat kesehatan dan gaya hidup yang dapat memicu diabetes.
"Orang Indonesia itu sulit diminta minum obat secara rutin. Bagi mereka minum obat rutin itu menyulitkan. Padahal jika pasien rutin kontrol ke dokter dan meminum obat, diabetes bukan halangan untuk berprestasi," tutur dr Tri, dari Divisi Metabolik Endokrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, saat ditemui dalam acara peluncuran Accu-Check Roche di Hotel Intercontinental Mid Plaza Hotel, Jl Jend Sudirman, Jakarta Rabu (21/5/2014).
Pasien diabetes tidak perlu khawatir apabila mengonsumsi obat diabetes dalam waktu yang lama. Obat diabetes dan darah tinggi adalah jenis obat yang sudah dirancang dan dibuat untuk konsumsi jangka panjang, sehingga aman untuk ginjal.
dr Tri juga mengungkapkan bahwa pentingnya monitoring dan screening secara rutin pada masing-masing individu untuk mengecek kondisi gula darahnya. Dokter yang berpraktik di RS Pelni Petamburan ini mengingatkan bahwa masalah diabetes bukanlah penyakit yang dapat sembuh hanya dengan diberi obat semata. Perlu metode penyelesaian yang holistik guna menangani masalah diabetes ini.
"Ironisnya, target pengendalian belum dapat kita capai dalam penanganan diabetes. Dari semua penderita diabetes, yang memenuhi pemenuhan target gula darah hanya sepertiga," ucap dokter berkaca mata ini.
Kadar gula dalam darah tidak boleh tinggi berkepanjangan karena diabetes adalah penyakit progresif. Ini menyebabkan seringkali terjadi perubahan dari penyakit diabetes seriring berjalannya waktu. Perubahan tersebut membutuhkan penyesuaian tindakan medis yang berbeda tergantung kondisi gula darah.
Perubahan pola pikir masyarakat terhadap diabetes sangat berperan dalam pencegahan penyakit diabetes. Diabetes adalah penyakit yang tidak mengenal gender ataupun umur, siapapun dapat mengidap penyakit ini. Selain pola pikir, frekuensi aktivitas tubuh yang rutin, pola makan yang seimbang, konsumsi obat secara teratur, serta monitoring yang rutin dapat mencegah komplikasi diabetes menjadi semakin parah.
(mer/up)











































