.webp)
Salah satunya adalah sebuah tim peneliti dari AS yang mengembangkan vaksin baru dari antibodi yang ditemukan pada anak-anak yang kebal terhadap malaria.
Awalnya peneliti melakukan pengamatan terhadap 1.000 anak dari Tanzania, dengan cara mengambil sampel darah mereka secara rutin, terutama di tahun-tahun pertama kehidupan mereka.
Ternyata enam persen di antaranya memiliki kekebalan tertentu terhadap malaria, meskipun tinggal di tengah lingkungan di mana malaria kerap mewabah.
"Ada beberapa individu yang resisten dan ada juga yang tidak. Dan setelah itu kami cek lagi untuk mengetahui antibodi khusus apa yang diperlihatkan si anak resisten namun tidak terlihat pada anak yang rentan terserang malaria," terang peneliti, Prof Jake Kurtis seperti dikutip dari BBC, Senin (26/5/2014).
Tim ini pun menemukan sebuah antibodi yang dihasilkan oleh si anak imun. Tak tanggung-tanggung antibodi tersebut dapat melumpuhkan parasit malaria di tahapan kunci siklus hidup mereka. Tepatnya, antibodi ini membuat parasit itu terjebak di dalam sel darah merah sekaligus mencegahnya meledak dan menyebar ke penjuru tubuh.
Ketika disuntikkan pada sekumpulan tikus, ternyata antibodi itu juga terbukti berhasil melindungi tikus-tikus ini dari malaria. Hal ini semakin meyakinkan peneliti bahwa antibodi tersebut bisa jadi cikal bakal vaksin malaria yang ampuh.
"Tingkat keberlangsungan hidup tikus yang divaksin (antibodi ini) juga dua kali lebih lama daripada tikus yang tidak divaksin. Bahkan parasitemianya (jumlah parasit malaria dalam darah) empat kali lebih rendah," imbuh direktur Center for International Health Research, Rhode Island Hospital, Brown University School of Medicine itu.
Kendati begitu sebelum merealisasikannya sebagai vaksin malaria, Prof Kurtis masih merasa butuh lebih banyak studi untuk memastikan khasiatnya. Mereka juga berencana melakukan percobaan pada primata dan manusia.
Menurut laporan terbaru dari WHO, malaria sendiri telah menyebabkan kematian pada lebih dari 600.000 orang di tahun 2012 saja, dan 90 persen di antaranya terjadi di wilayah Afrika.
