Menurut Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Ir Ahmad Syafiq, MSc, PhD, edukasi gizi penting dilakukan di usia sekolah karena dari sisi pertumbuhan usia anak sekolah adalah masa laten atau persiapan untuk memamsuki fase remaja atau masa pertumbuhan pesat.
"Selain itu usia sekolah adalah saat paling tepat bagi anak untuk belajar dan menerapkan konsumsi gizi yang tepat. Usia sekolah juga bisa menjadi jendela kesempatan memperbaiki masalah gizi setelah 1.000 hari kehidupan," terang Syafiq dalam Peluncuran Gerakan Nusantara 2014 'Minum Susu Tiap Hari untuk Anak Cerdas Aktif Indonesia' di gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jl Jend.Sudirman, Jakarta, Kamis (5/6/2014)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penting juga aktivitas fisik. Dengan tema gerakan Nusantara tahun ini yaitu drink, move, be strong maka dilakukan penerapan edukasi gizi berupa minum usus bersama, senam dan olahraga di luar ruangan seperti basket, pemberian booklet dan diari gizi, serta sosialisasi kantin sehat," kata Corporate Affairs & HR Director Frisian Flag Indonesia, Sri Megawati.
Syafiq menuturkan, pemenuhan gizi seimbang berarti beragam nutrisi yang dibutuhkan anak bisa diperoleh si kecil lewat berbagai asupan seperti nasi, sayur, buah, sumber protein, lemak, dan susu. Untuk olahraga, Syafiq menekankan olahraga dengan komponen melompat seperti basket bisa membantu anak mencapai tinggi badan optimal.
"Karena olahraga dengan melompat bisa mengaktivasi titik sensor yang memicu pertumbuhan tulang dan tinggi badan. Selain itu, aktivitas fisik cukup membantu membakar energi sehingga mengurangi timbunan lemak dan mencegah obesitas yang saat ini merupakan ancaman masalah gizi di Indonesia," terang Syafiq.
(rdn/up)











































