Reporter investigasi dari CNN, Nina Teicholz mengatakan bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya benar. "Saat rekomendasi diet makanan keluar pada tahun 1991 yang mengatakan bahwa lemak jenuh menyebabkan penyakit jantung, hal itu didasari dari kolesterol," ujar Teicholz dilansir dari CNN, Senin (9/6/2014).
Teicholz mempertanyakan keterkaitan peran lemak jenuh dengan serangan jantung saat ia menemukan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ancel Keys, seorang peneliti dari Universitas Minnesota yang temuannya menjadi basis panduan nutrisi modern tidak didukung dengan fakta yang meyakinkan.
Penelitian yang dilakukan Keys pada tahun 1955 dilakukan di tujuh negara yaitu Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Finlandia, Itali, Yunani, dan Yugoslavia. Sekitar 13.000 pria berpartisipasi dalam penelitian ini untuk menemukan korelasi antara kolesterol dan serangan jantung. Hasilnya, Keys menyimpulkan bahwa negara dengan diet makanan tinggi lemak jenuh memiliki tingkat persentase serangan jantung yang lebih tinggi.
"Sebenarnya ada kesimpulan lain yang bisa diperoleh pada saat itu, namun Ancel Keys mengambil kesimpulan tersebut dan mengimplementasikannya kedalam Asosiasi Jantung Amerika. Selebihnya sejarah yang mengambil alih, namun hal tersebut belum sepenuhnya di tes," ujar Teicholz.
Teicholz dan kritikus lain juga menunjuk permasalahan penelitian Keys lainnya, mereka mengatakan bahwa penelitian dilakukan pada tujuh negara yang telah dipilih secara khusus oleh Keys. Dari ketujuh negara tersebut, negara dengan konsumsi makanan berlemak jenuh tinggi yang memiliki tingkat serangan jantung yang rendah seperti Jerman, Swedia, dan Switzerland tidak diikutsertakan.
Lebih jauh, Teicholz mengambil contoh studi lain yang cukup terkenal. Framingham Heart Study, yang menemukan bahwa orang yang mengalami serangan jantung memiliki kolesterol dibawah rata-rata. Bahkan kesimpulan yang diambil peneliti dalam studi tersebut adalah bahwa untuk setiap satu persen penurunan kolesterol terdapat kenaikan serangan jantung sebesar 11 persen.
Menanggapi pernyataan dari Nina Teicholz, Dr. Walter Willett, Ketua Departemen Nutrisi dari Harvard School of Public Health mengatakan bahwa penemuan Teicholz harus disikapi dengan bijak.
"Resiko serangan jantung itu tergantung dari kolesterol total, kolesterol baik (HDL) dan jahat (LDL). Penelitian menunjukan bahwa lemak jenuh meningkatkan kadar LDL pada darah," ujar Dr. Willett.
(up/up)











































