"Tantrum terjadi ketika anak memiliki emosi negatif misalnya kesal, marah, atau bad mood yang ditampilkan dalam perilaku tidak tepat," tutur psikolog anak dan keluarga Roslina Verauli M.Psi.
Dirangkum detikHealth, Jumat (13/6/2014) berikut ini beberapa penyebab mengapa anak bisa tantrum ketika ia mengekspresikan emosi negatifnya:
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
1. Profil klinis
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Anak seperti itu biasanya akan terhambat komunikasinya sehingga dia pasti lebih mudah tantrum karena sukar mengekspresikan emosi negatif," tutur Vera.
1. Profil klinis
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Anak seperti itu biasanya akan terhambat komunikasinya sehingga dia pasti lebih mudah tantrum karena sukar mengekspresikan emosi negatif," tutur Vera.
2. Kemampuan berbahasanya kurang berkembang
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
2. Kemampuan berbahasanya kurang berkembang
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
3. Temparamen bawaan
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Anak lain kalo nangis biasa siang hari atau pas malam, tapi anak dengan temperamen bawaan yang keras, nangisnya itu ngaak biasa, kenceng banget, beda sama anak lainnya,' kata Vera.
3. Temparamen bawaan
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Anak lain kalo nangis biasa siang hari atau pas malam, tapi anak dengan temperamen bawaan yang keras, nangisnya itu ngaak biasa, kenceng banget, beda sama anak lainnya,' kata Vera.
4. Model pengasuhan
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Anak nangis misalnya itu kan ada sebabnya, harus dibiasakan apa sih yang membuat dia nangis lalu diutarakan dalam bentuk verbal. Regulasi emosi harus dibangun sejak dua tahun pertama," tutur Vera.
4. Model pengasuhan
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Anak nangis misalnya itu kan ada sebabnya, harus dibiasakan apa sih yang membuat dia nangis lalu diutarakan dalam bentuk verbal. Regulasi emosi harus dibangun sejak dua tahun pertama," tutur Vera.
Halaman 2 dari 10











































