Terobsesi Punya Otot, Gangguan Makan Baru pada Pria

Terobsesi Punya Otot, Gangguan Makan Baru pada Pria

- detikHealth
Senin, 16 Jun 2014 08:30 WIB
Terobsesi Punya Otot, Gangguan Makan Baru pada Pria
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Bicara tentang gangguan makan, hal pertama yang biasanya terlintas dalam pikiran adalah gangguan yang kerap dialami wanita karena merasa tak percaya dengan proporsi dan bentuk tubuhnya. Namun ternyata pria pun mengalaminya, meski bentuknya sedikit berbeda.

Salah satu bentuk gangguan makan yang dimaksud adalah obsesi yang luar biasa untuk membuat tubuhnya berotot, termasuk melakukan diet ekstrim. Gangguan makan jenis baru ini biasa disebut 'muscle dysmorphia' (bigoreksia).

Apa itu bigoreksi? "Jadi Anda menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk melihat diri Anda di kaca setiap hari. Anda juga cenderung membanding-bandingkan tubuh Anda dengan milik orang lain yang Anda kira lebih bagus. Dengan kata lain fokus hidup Anda hanyalah mendapatkan tubuh sempurna," terang Prof Stephen Touyz.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar gangguan makan dari University of Sydney itu menambahkan dari data di Australia diperoleh fakta bahwasanya lebih dari 90 persen pria muda di Negeri Kangguru itu mengidap bigoreksia karena ingin memiliki bentuk tubuh yang berbeda.

"Bisa jadi ada tekanan untuk tampil lebih baik, lebih terawat, dan fashionable," katanya.

Kondisi ini berbeda dengan pria yang memang ingin memiliki tubuh berotot dan bugar biasa.

"Bedanya di ekstrim tadi. Anda menghabiskan waktu berjam-jam di gym dan kegiatan ini mulai mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan bahkan hubungan. Akhirnya nanti Anda bisa saja mengonsumsi obat-obatan yang akan merusak jantung, misalkan steroid," urainya.

Soal makan pun mereka terkesan pilih-pilih. Penderita bigoreksia hanya mau makan bahan makanan yang mereka anggap sehat dan dapat membentuk fisik mereka. Mereka juga jarang makan di luar karena mereka tak tahu pasti apa yang dimakan.

"Kalau wanita kena anoreksia, mereka biasanya cenderung pilih-pilih atau tak mau banyak makan, tapi penderita bigoreksia justru makan banyak agar ototnya bisa terbentuk, tapi kalau bisa meminimalisir lemak di tubuh," tegasnya.

Yang disayangkan, Prof Touyz mengatakan sindrom ini sulit didiagnosis atau diketahui karena hampir seluruh penderitanya menganggap obsesi ini bukanlah suatu masalah besar.

"Akibatnya, dari studi yang saya lakukan di Australia, pria dengan gangguan makan ini tak ada satupun yang mencari bantuan medis," ungkap kepala Sydney University Eating and Dieting Clinic tersebut, seperti dikutip dari ABC Australia, Senin (16/6/2014).

(lil/up)

Berita Terkait