Spesialis kedokteran olahraga anak, Dr Carolyn Broderick mengatakan risiko cedera otot dan tulang pada remaja meningkat akibat tulang dan otot pada masa tersebut tidak fleksibel.
Tingkat pertumbuhan yang tinggi dikatakan oleh Broderick memiliki efek samping pada kekuatan tulang yang membuat tulang menjadi gampang retak. Fase tersebut terjadi pada umur 10 tahun untuk perempuan dan 12 tahun untuk laki-laki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otot kaku mengakibatkan adanya beban gaya dorongan ekstra pada lapisan tulang di mana otot tersebut menempel. Beban ekstra tersebut dapat mengakibatkan rasa sakit dan inflamasi. Hal tersebut biasa terjadi pada kasus penyakit Sever yang menyerang tumit kaki dan penyakit Osgood-Schlatter yang menyerang lutut.
Alasan lainnya seperti pertumbuhan massa badan juga ikut berkontribusi pada bahaya cedera di masa puber. Kontak tubuh atau hantaman yang terjadi pada atlet remaja satu sama lain dapat mengakibatkan cedera, terutama jika terjadi ketidakcocokkan besar badan.
"Masalah utama yang kita hadapi pada generasi ini adalah untuk membuat anak-anak dan remaja menjadi aktif. Kami ingin mereka bermain olahraga, tetapi kita perlu untuk membuatnya seaman mungkin," ujar Broderick.
Broderick mengatakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir cedera pada atlet remaja adalah dengan memfokuskan latihan daripada latihan intens di semua bidang, gunakan pakaian pelindung, dan memasukkan program olahraga khusus yang dapat membantu hindari risiko cedera.
(up/up)











































