dr Arie Sutopo, SpKO, Ketua Bidang IPTEK KONI DKI Jakarta mengatakan bahwa cooling break sangat penting dilakukan. Jika tidak, pemain bisa terserang pusing hingga kejang-kejang.
"Kalau sudah dehidrasi tapi tetap bermain, nanti bisa terserang heatstroke. Gejalanya itu pusing, muntah-muntah, hingga pingsan dan kejang-kejang" tutur dr Arie ketika dihubungi detikHealth, Senin (30/6/2014).
Nah, selain cooling break, berikut beberapa cara lain yang dapat Anda lakukan untuk menghindari heatstroke seperti dikutip detikHealth dari berbagai sumber.
|
Foto: FIFA/Getty Images
|
1. Mengompres Kepala
|
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
|
Nah selain minum air dan menyiramkan air ke kepala, dr Arie mengatakan bahwa cara lain untuk menurunkan suhu tubuh adalah dengan mengompresnya dengan air dingin.
"Dikompres saja kepalanya dengan handuk basah dingin. Seperti mengompres anak ketika demam itu, sehingga panasnya nanti pindah ke handuk basahnya," tutur dr Arie.
1. Mengompres Kepala
|
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
|
Nah selain minum air dan menyiramkan air ke kepala, dr Arie mengatakan bahwa cara lain untuk menurunkan suhu tubuh adalah dengan mengompresnya dengan air dingin.
"Dikompres saja kepalanya dengan handuk basah dingin. Seperti mengompres anak ketika demam itu, sehingga panasnya nanti pindah ke handuk basahnya," tutur dr Arie.
2. Minum sport drink
|
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
|
"Selain air putih, sport drink itu bagus ya. Karena isinya selain air kan ada ion dan ada karbonya juga. Bisa mengganti keringat sekaligus ngisi tenaga lagi," ungkap dr Arie.
2. Minum sport drink
|
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
|
"Selain air putih, sport drink itu bagus ya. Karena isinya selain air kan ada ion dan ada karbonya juga. Bisa mengganti keringat sekaligus ngisi tenaga lagi," ungkap dr Arie.
3. Baju Cerah dan Topi
|
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
|
Penggunaan topi berpinggiran lebar pun dapat membantu menghalangi sinar matahari menyentuh kulit. Namun yang paling penting adalah jangan lupa menggunakan krim anti sinar matahari ketika Anda berada di luar ruangan.
3. Baju Cerah dan Topi
|
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
|
Penggunaan topi berpinggiran lebar pun dapat membantu menghalangi sinar matahari menyentuh kulit. Namun yang paling penting adalah jangan lupa menggunakan krim anti sinar matahari ketika Anda berada di luar ruangan.
4. Menyemprotkan air ke seluruh tubuh
|
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
|
"Jika korban tidak memiliki masalah pernapasan dan peredaran darah yang normal, buka bajunya dan semprotkan air secara sedikit ke seluruh tubuhnya," tulis CDC dalam situs resminya.
4. Menyemprotkan air ke seluruh tubuh
|
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
|
"Jika korban tidak memiliki masalah pernapasan dan peredaran darah yang normal, buka bajunya dan semprotkan air secara sedikit ke seluruh tubuhnya," tulis CDC dalam situs resminya.
5. Diinfus
|
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
|
"Petugas akan mengecek keadaan korban. Jika dibutuhkan dan korban sudah sangat kritis, petugas akan menginfus korban. Tujuan selain menurunkan suhu tubuh, juga untuk memenuhi kebutuhan cairan korban yang sangat mungkin dehidrasi akibat kepasanan," tulis CDC dalam situs resminya.
5. Diinfus
|
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
|
"Petugas akan mengecek keadaan korban. Jika dibutuhkan dan korban sudah sangat kritis, petugas akan menginfus korban. Tujuan selain menurunkan suhu tubuh, juga untuk memenuhi kebutuhan cairan korban yang sangat mungkin dehidrasi akibat kepasanan," tulis CDC dalam situs resminya.
Halaman 2 dari 12











































