Dalam perjalanan yang berlangsung selama 28 hari itu, Akshay Nanavati menempuh perjuangan yang luar biasa. Mulai dari makan makanan yang dibekukan, bongkar-pasang tenda hingga menghadapi suhu yang sangat rendah. Bahkan selama lima hari, ia sempat terjebak dalam badai salju.
Namun pria berkebangsaan Amerika itu membuktikan dirinya sukses mengatasi itu semua, meskipun ia pulang dengan bobot turun 9 kg, ditambah frosbite ringan di ujung-ujung jarinya, pergelangan kaki yang bengkak dan hidung yang terbakar matahari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan tanpa sebab Nanavati memutuskan untuk melakukan olahraga yang cukup ekstrim ini. Menurutnya, cara ini bisa membantunya menghadapi PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
"Sepulang bertugas dari Irak, saya didiagnosis mengidap PTSD. Risiko munculnya trauma pada diri saya inilah yang tampaknya mendorong saya untuk lari keliling dunia. Saya hanya ingin menginspirasi diri saya sendiri sehingga hidup saya lebih baik, begitu juga dengan dunia ini," tuturnya kepada CNN seperti dikutip detikHealth, Jumat (4/7/2014).
Nanavati sebenarnya bukanlah pemula di bidang olahraga ekstrim. "Saya mulai lari di usia 18 tahun setelah memulihkan diri dari ketergantungan obat-obatan yang juga membunuh dua sahabat saya. Lari dan aktivitas fisik menjadi jalan hidup saya sejak itu," kisahnya.
Berbagai olahraga ekstrim telah ia coba, mulai dari skydiving, mendaki gunung, scuba diving, panjat tebing dan ice climbing. Setelah itu, Nanavati bergabung dengan AL Amerika. Namun sepulangnya dari bertugas di Irak selama tujuh bulan, Nanavati malah didiagnosis menderita PTSD.
Nanavati pun membuktikan tekadnya. Pria berusia 30 tahun ini telah memulai trekking keliling dunia pada bulan Juni 2014 dengan berangkat dari Kepulauan Karibia. Di sini Nanavati trekking melewati lima negara: Barbados, Grenada, Saint Kitts and Nevis, Antigua dan Barbuda dengan total sejauh 201 km.
Namun Nanavati yakin di bulan Mei 2015 ia akan sanggup menyelesaikan trekking di 20 negara. Kendati begitu, untuk bisa mencapai seluruh negara di dunia yang diperkirakan berjumlah sekitar 193 negara (menurut data PBB), Nanavati digadang harus menghabiskan waktu hingga selama 20-25 tahun mendatang.
Kini ia tengah menyiapkan fisiknya untuk trekking di wilayah Israel dan Yordania sejauh 885 km yang rencananya akan ia laksanakan pada bulan Desember tahun ini. "Sekali berlari saya bisa merasakan spektrum dari segala hal yang dialami manusia; kebahagiaan yang luar biasa, penderitaan ekstrim, keheningan yang dalam di mana tak ada masa depan ataupun masa lalu," tutur Nanavati.
Selain mengupayakan agar fisiknya selalu fit, Nanavati juga menyiapkan ratusan pasang sepatu yang harus ia ganti tiap menempuh 560 km sekali. Setidaknya dua pasang sepatu untuk sekali lari.
(lil/up)











































