Bukan Benang, Dokter Sebut Kasa Paling Sering Tertinggal di Perut Pasien

Bukan Benang, Dokter Sebut Kasa Paling Sering Tertinggal di Perut Pasien

- detikHealth
Kamis, 10 Jul 2014 17:01 WIB
Bukan Benang, Dokter Sebut Kasa Paling Sering Tertinggal di Perut Pasien
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Benang yang tertinggal di usus membuat Johanes Tri Handoko meninggal dunia. dr Bambang Suprapto SpB MSurg dari RS DKT Madiun, Jawa Timur, pun harus rela dibui 1,5 tahun atas kelalaiannya tersebut.

Meski termasuk kasus yang jarang terjadi dan lebih jarang lagi menyebabkan kematian, dokter menyebut bahwa benang bukanlah barang paling umum yang tertinggal di perut pasien. Dikatakan dr Sastiono, SpB, SpBA dari divisi bedah anak FKUI-RSCM bahwa kasa atau perbanlah benda yang sering tertinggal di perut pasien.

"Memang jarang kejadian kasusnya ya. Tapi kalau yang paling umum atau sering sih kasa atau perban. Karena kan kalau operasi ada pendarahan ditekan dengan kasa, selesai mengejakan kadang kasanya lupa diangkat," ungkap dr Sastiono ketika dihubungi detikHealth, Kamis (10/7/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi dr Sastiono menegaskan kembali bahwa sudah ada prosedur yang mengharuskan kasa dan alat-alat operasi lainnya dihitung sebelum operasi selesai. Selain itu, kasus-kasus seperti itu memang biasanya hanya terjadi pada keadaan darurat atau emergency.

"Kalau emergency kan dokter fokusnya menyelamatkan nyawa agar pasien tidak meninggal. Kadang suka lupa sama hal-hal sekelilingnya seperti kasa tadi," ungkapnya lagi.

Kasus bermula saat dr Bambang menerima pasien Johanes Tri Handoko pada 21 Oktober 2007 di RS DKT Madiun. Dari hasil diagnosa, Johanes diduga menderita tumor pada usus dan dokter merujuk agar Johanes dioperasi. Maka digelarlah operasi pada 25 Oktober oleh dr Bambang dengan dibantu empat perawat untuk mengangkat tumor dan melakukan penyambungan usus secara langsung.

Setelah selesai operasi, Johanes lalu dipindah ke sel rawat inap. Tapi pasien merasa kesakitan terus menerus dan perutnya kembung. Pada 2 November 2007, Johanes dirujuk ke RS RKZ Surabaya.

Karena kamar penuh, Johanes lalu dipindah ke RS Mitra Keluarga Surabaya dan langsung dilakukan operasi lanjutan kedua yang dilakukan pada 4 November. Hasilnya, ditemukan benang jahitan warna hitam yang tertinggal pada usus besar Johanes yang bocor. Setelah dirawat berhari-hari, nyawa Johanes tidak tertolong dan meninggal dunia pada 20 Juli 2008 lalu.

(rdn/rdn)

Berita Terkait