Nah, untuk menangani trauma seperti itu, dikatakan psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi, M.Psi, penanganan pada anak perlu dilakukan pengamatan terlebih dulu utnuk menentukan terapi apa yang cocok diterapkan untuk kasus tersebut.
"Kalau anak takut mendengar suara keras karena sering dibentak atau dimarahi, yang bisa dilakukan orang di sekitarnya yaitu menenangkannya terlebih dulu," kata Ratih saat berbincang dengan detikHealth, Rabu (23/7/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalau si anak masih panik jangan diapa-apain dulu, peluk aja baru kasih penjelasan bahwa apa yang dia dengar nggak seburuk atau semenyeramkan yang dirasakan si anak,' imbuh psikolog dari Klinik Tumbuh Kembang Kancil ini.
Terkait risiko trauma yang ditimbulkan, Ratih menuturkan baik kekerasan verbal atau non verbal bisa berpotensi menimbulkan trauma pada anak. Meskipun keparahan trauma yang dirasakan tergantung dari frekuensi kekerasan yang dialami.
"Meskipun umumnya kekerasan non verbal akan dibarengi dengan kekerasan verbal, misalnya memukul anak sambil memarahinya dan mengatakan bahwa si anak bandel," kata Ratih.
(rdn/up)











































