Akan tetapi tidak demikian bagi orang tua. Penelitian terbaru dari Inggris mengatakan 43 persen orang tua mengaku pusing dan stres jika anak libur terlalu lama. Penyebabnya, orang tua harus mengatur liburan yang seru agar anak tak menjadi bosan.
Katherine Duckworth, ahli psikologi anak dari Alton Towers Resort mengatakan bahwa orang tua seringkali terbebani dengan tanggung jawab membuat liburan anak menjadi seru. Sehingga kemungkinan anak tidak melakukan kegiatan ketika liburan sangat besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian yang dilakukan Duckworth mengungkap bahwa hampir 50 persen orang tua akan marah jika anak mengucapkan 'aku bosan' dan terus-menerus mengeluh. Bahkan 10 persen di antaranya mengaku mendengar anaknya mengeluh bosan lebih dari 5 kali dalam sehari.
Dilanjutkan Duckworth bahwa sebenarnya, orang tua bukannya tak mau mengajak anak berlibur. Hanya saja, mereka mengaku kehabisan ide untuk menjalankan liburan karena hampir seluruh tempat sudah pernah dikunjungi, terutama bagi orang tua yang mempunyai anak berusia di atas 5 tahun.
"62 persen oran tua mengaku kesulitan menemukan tempat dan kegiatan baru untuk menghabiskan liburan bersama anak mereka," sambung Duckworth lagi.
Untuk mengatasinya, Duckworth menyarankan agar orang tua memberikan peran lebih pada anak jika ada di rumah. Buat kegiatan sehari-hari menjadi menyenangkan dan Anda pun akan terbebas dari keluhan bosan dari anak.
"Mencuci mobil, membereskan kebun atau bahkan membereskan barang-barang ytak terpakai di gudang bisa jadi alternatif liburan. Syaratnya hanya satu, buat kegiatan tersebut semenarik dan seseru mungkin sehingga si kecil tidak akan merasa bosan," ungkapnya.
(up/up)











































