Sindrom penis kecil mirip dengan Body Dysmorphic Disorder (BDD), yakni jenis penyakit mental kronis di mana seseorang tidak bisa berhenti memikirkan penampilannya dari cacat sedikit pun, meskipun cacat tersebut hanya minor atau hanya bayangannya sendiri saja. BDD memiliki definisi yang lebih luas, sementara sindrom penis kecil hanya menyangkut alat kelamin pria saja.
Sindrom penis kecil menyebabkan tekanan psikologis, serta menimbulkan depresi emosional dan kecemasan yang parah. Bahkan pria yang mengalami gangguan ini jadi terisolasi akibat menarik diri dari kehidupan sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari berbagai sumber, berbagai studi menyebut 85 persen perempuan puas dengan performa pasangannya, terlepas dari ukuran Mr P yang dimiliki si pasangan. Sementara 15 persen perempuan mempermasalahkan ukuran penis pasangannya. Ada yang merasa Mr P pasangan terlalu besar, tapi juga ada yang dinilai terlalu kecil.
dr Indra G Mansur, SpAnd, dari Klinik Imunologi dan Kesehatan Reproduksi Sayyidah Pondok Kelapa, kepada detikHealth beberapa waktu lalu dan ditulis pada Selasa (16/9/2014) menyebut ukuran penis orang Indonesia rata-rata 7-9 cm saat relaksasi dan 13-15 cm saat ereksi.
Sedangkan menurut studi pada 1.661 orang yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine pada 2013, rata-rata penis yang ereksi berukuran 14 cm. Akan tetapi sangat jelas ada keberagaman, di mana ditemukan pula pria yang memiliki panjang ereksi antara 4 cm hingga 26 cm.
Menanggapi kekhawatiran pria akan ukuran Mr P-nya, seksolog dr Andri Wanananda MS, mengatakan yang paling penting sebenarnya bukan besar atau kecilnya penis, melainkan keras dan tegangnya saat mengalami rangsangan seksual.
(vit/ajg)











































