Studi: Orang yang Hobi Selfie Justru Merasa Kurang Percaya Diri

Studi: Orang yang Hobi Selfie Justru Merasa Kurang Percaya Diri

- detikHealth
Rabu, 24 Sep 2014 19:30 WIB
Studi: Orang yang Hobi Selfie Justru Merasa Kurang Percaya Diri
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Jika dilakukan berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, hobi selfie alias memotret diri sendiri bisa jadi sudah membuat orang yang bersangkutan kecanduan. Baru-baru ini pun kecanduan selfie dikaitkan dengan kondisi seseorang.

Ya, studi Business Standard di Inggris mengungkapkan bahwa mereka yang selfie secara teratur memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Studi ini melibatkan 2.071 orang dewasa beruisa 18-30 tahun.

Sebanayk 39% peserta mengaku lebih sering selfie dibandingkan dengan keluarga atau teman mereka. Menariknya, hanya 13% peserta yang merasa percaya diri alias pede ketika melakukan selfie, sedangkan hampir 60% peserta mengaku sejatinya mereka tidak pede dengan pengampilannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tren selfie yang menjamur pun membuka kesempatan bagi pelaku indutri teknologi untuk menciptakan beragam aplikasi agar hasil jepretan kamera lebih baik. Hobi selfie juga berkaitan erat dengan peran media sosial. Sebab, studi lainnya di Inggris mengungkapkan bahwa 73% pelaku foto selfie ke akun media sosialnya.

"Biasanya, pelaku selfie memotret dirinya berkali-kali dan mempostingnya di media sosial karena ingin diapresiasi oleh orang di sekitarnya. Atau, momen saat itu mereka sedang dalam penampilan atau mood terbaik," papar Matthew Wood MD dari vouchercloud.com, seperti dikutip dari Counsel Heal, Rabu (24/9/2014).

Sementara itu, dr Danardi Sosrosumihardjo SpKJ(K). mengatakan selfie bisa menjadi media bagi orang untuk melihat penampilannya. Dampaknya, orang tersebut bisa merasa dirinya jelek atau tidak sehat hingga timbul suatu kekecewaan dan memicu gangguan jiwa misalnya body dysmorphic disorder.

"Kalau cuma karena selfie seseorang merasa kecewa dengan fisiknya hingga ingin bunuh terdapat dua sebab yakni depresi dan merasa kehilangan masa depan atau ada halusinasi berupa bisikan baiknya bunuh diri," kata dr Danardi.

(rdn/vta)

Berita Terkait