Namun, berdasarkan temuan dari beberapa studi internasional, kemoterapi dan radioterapi selama kehamilan dipastikan aman untuk janin. Bahkan, peneliti yakin perkembangan mental dan jantung anak tidka terhambat meski saat hamil ibu menjalani kemoterapi atau radioterapi.
Dikutip dari berbagai sumber, Selasa (30/9/2014), penulis utama studi dr Lain Frederic Amant dari University Hospitals Leuven, Belgia mengatakan ketika kemoterapu diberikan setelah trimester pertama kehamilan, tidak terlihat gangguan perkembangan pada anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam salah satu penelitian, tim membandingkan kesehatan mental dan jantung 38 anak yang terpapar kemoterapi di dalam kandungan dengan 38 anak yang tidak pernah terpapar kemoterapi. Anak-anak kelompok pertama diambil dari International Network for Cancer, Infertility and Pregnancy (INCIP).
Hasilnya, di pertengahan usia 2 tahun, anak-anak dari dua kelompok tersebut memiliki perkembangan mental dan jantung yang normal. Perkembangan mental mereka menggunakan tolok ukur Mental Development Index.
Menanggapi hal ini, dr Fedro Alessandro Peccatori yang tak terlibat dalam studi ini mengatakan temuan tersebut sangat penting terutama untuk para ibu hamil yang mengandung. Tetapi, ia menekankan demi memperbaiki temuan ini, perlu dilakukan studi lebih lanjut terkait durasi kemoterapi selama hehamilan dan kemungkinan efek jangka panjang yang terjadi.
"Perlu dimasukkan pula faktor khusus yang memengaruhi kelahiran prematur. Yang jelas, berawal dari studi ini, bisa membuat ibu hamil tetap mendapat terapi pengobatan kanker agar ibu dan anak mereka bisa selamat," tutur dr Fedro yang merupakan Direktur Fertility & Procreation Unit di European Institute of Oncology's Division of Gynaecologic Oncology.
Hasil studi lain yang melibatkan 16 anak dan 10 orang dewasa yang terpapar radioterapi selama di kandungan, ditemukan bahwa neuropsikologi, perilaku, dan kesehatan umum anak berkembang normal. Hanya ada satu anak yang mengalami hambatan perkembangan kognitif tetapi peneliti melaporkan ada faktor tertentu yang membuat si anak seperti itu.
"Ini adalah hal yang sangat menggembirakan dan kami akan segera menginformasikan temuan ini ke semua dokter dan penyedia layanan kesehatan. Dengan begitu, pengambilan keputusan untuk pengobatan kanker saat ibu tengah hamil akan lebih mudah," tutur Amant.
(rdn/vta)











































