"Penis buatan kebanyakan dibentuk dari bagian tubuh sendiri, dan sepanjang yang saya tahu lebih ke bentuk estetik non seksual," jelas spesialis bedah plastik dari RS Dr Soetomo Surabaya, Beta Subakti Nata'atmaja., M.D. dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (10/2/2014).
"Penis ini dapat digunakan untuk berkemih, dan dapat menghasilkan ejakulat apabila status kelenjar spermanya (testis dan lain-lain) dalam batas normal," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ternyata orang yang melakukan operasi pembuatan penis adalah perempuan, apakah yang bersangkutan bisa mendapatkan menstruasi? "Selama yang bersangkutan memiliki uterus (rahim) dan status hormonal yang normal, serta ada saluran yang berhubungan antara rahim dan dunia luar, maka pasien sangat dimungkinkan untuk terjadinya menstruasi," papar dr Beta.
Karena itulah, sebelum operasi perbaikan alat kelamin perlu dilakukan sejumlah hal. Yang paling penting, status jenis kelamin yang bersangkutan harus dipastikan, baik secara genetika, hormonal, maupun kejiwaan. "Biasanya dilakukan pemetaan kromosom untuk menentukan jenis kelamin berdasarkan kode genetik (kromosom)," jelas dr Beta.
Selain itu dilihat status hormonalnya, karena terdapat perbedaan jelas jenis hormon dominan antara laki-laki dan perempuan. Di samping itu, hormon juga akan mempengaruhi alat kelamin sekunder berdasarkan jenis kelamin yang dimaksud, seperti payudara pada perempuan, serta kumis dan jakun pada laki-laki.
(vit/up)











































