Di Jepang, piramida penduduknya tidaklah seimbang karena lebih didominasi oleh kelompok lanjut usia (lansia). Namun bukan berarti Jepang adalah negara yang ramah lansia.
Menurut laporan terbaru Global AgeWatch Index dari organisasi HelpAge International, negara yang nyaman ditinggali lansia adalah Norwegia. Negara beribukota Oslo tersebut berhasil mengalahkan 95 negara lainnya di penjuru dunia.
Bukan tanpa sebab Norwegia terpilih sebagai negara paling ramah lansia tahun ini. Setelah tim dari HelpAge International mempertimbangkan empat aspek, seperti keamanan pendapatan, fasilitas kesehatan, kapabilitas personal, dan apakah lansia bisa hidup di lingkungan yang dianggap 'ramah' bagi lansia atau tidak, ternyata Norwegia memenuhi keempat kriteria tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan yang sama juga memprediksi di tahun 2050, orang-orang berumur 60 tahun ke atas di penjuru dunia akan mencapai 21 persen.
Yang tidak terduga adalah sejumlah negara Latin seperti Meksiko dan Peru justru menduduk peringkat atas dalam daftar ini. Salah satu aspek yang sanggup mendongkrak peringkat kedua ini adalah komitmen keduanya untuk memberikan dana pensiun sosial kepada lansia miskin.
Dana ini sendiri diambil dari pajak dan ditujukan untuk menjamin setiap lansia di Meksiko dan Peru agar mendapatkan jaminan finansial di hari tua. Di Peru, dana sosial ini berjumlah 250 nuevo soles atau 53 poundsterling yang diberikan tiap dua bulan sekali. Jika dirupiahkan, nilai dana ini mencapai kurang lebih Rp 1 juta (mengoreksi tulisan sebelumnya yakni Rp 30.500-RED).
Bagaimana dengan Indonesia? Dalam Global AgeWatch Index, Indonesia menduduki peringkat ke-71, masih kalah jauh dengan negara tetangganya, Thailand (36), Filipina (44) dan Vietnam (45).
Menurut data Kemenkes, pada tahun 2010, jumlah penduduk lansia di Indonesia adalah 24 juta jiwa. Diperkirakan angka tersebut akan terus bertambah, antara lain menjadi 28,8 juta jiwa di tahun 2020 dan 80 juta jiwa pada 2050.
"Bertambahnya angka usia harapan hidup menandakan bahwa ada perbaikan kesehatan di negara itu. Selain itu kualitas hidup juga semakin baik. Hanya saja ini menjadi tantangan juga," papar dr Eka Viora, Sp.KJ, Direktur Bina Kesehatan Pelayanan Jiwa Kemenkes RI beberapa waktu lalu, seperti dikutip ulang Minggu (5/10/2014).
Sejauh ini pemerintah melalui Kemenkes telah mencanangkan sistem layanan healthy ageing untuk lansia. Pertama, unit geriatri palitif care; kedua, unit geriatri; ketiga, puskesmas-puskesmas; keempat, panti werdha dan panti jompo, serta kelima adalah para care-giver seperti keluarga dan pengasuh.
"Melalui upaya ini, diharapkan Indonesia memiliki layanan kesehatan yang ramah lansia, sehingga kualitas hidup para lansia pun semakin baik," ucap dr Eka. Namun tampaknya implementasi kebijakan ini masih perlu dievaluasi kembali, karena faktanya peringkat Indonesia sebagai negara ramah lansia di mata internasional masih belum sesuai harapan.
(lil/up)











































