Hai Wanita, Kurangi Risiko Kanker Payudara dengan 5 Langkah Berikut

Hai Wanita, Kurangi Risiko Kanker Payudara dengan 5 Langkah Berikut

- detikHealth
Senin, 06 Okt 2014 08:34 WIB
Hai Wanita, Kurangi Risiko Kanker Payudara dengan 5 Langkah Berikut
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Oktober adalah bulan Breast Cancer Awareness atau bulan yang dijadikan oleh pasien dan survivor kanker payudara di dunia sebagai bulan perayaan perjuangan mereka. Yuk, turut aktif dalam memerangi kanker payudara!

Nah, untuk menandai Bulan Kesadaran Kanker Payudara ini, para ahli dari seluruh dunia berbagi nasihat dan kunci untuk mengurangi terjadinya risiko kanker payudara pada wanita. Apa saja itu? Berikut rangkuman detikHealth dari berbagai sumber dan ditulis pada Senin (6/10/2014):

1. Jadilah alat screening bagi diri Anda sendiri

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
"Memeriksa payudara sendiri secara teratur merupakan tahap awal yang baik untuk mendeteksi adanya kanker dini," ujar Prof Carlo Palmieri, seorang ahli kanker payudara terkemuka dari Clatterbridge Cancer Centre, Inggris.

Pemeriksaan sendiri ini dapat dilakukan setelah masa menstruasi selesai. Biasanya, pada masa tersebut payudara rentan menjadi bengkak dan sakit sehingga dapat dicek apakah terdapat benjolan, kulit mengerut, atau terjadi perubahan pada puting.

Di sisi lain, menurut Dr Parmar Vani sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan dengan bantuan dokter. Dengan begitu, dokter akan membantu dan menjelaskan mengenai cara memeriksa sendiri payudara yang tepat. Sehingga, Anda tidak perlu khawatir dan menerka-nerka hasilnya.

2. Hindari penggunaan pil kontrasepsi setelah usia 30 tahun

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Kombinasi Hormone Replacement Therapy (HRT) yang digabungkan dengan pil kontrasepsi akan sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.

"Kami merekomendasikan para wanita untuk menukar pil kontrasepsinya dengan alternatif lain ketika mereka berada di pertengahan usia 30 tahun. Sedangkan untuk batas gabungan penggunaan HRT (Hormone Replacement Therapy) sebaiknya hanya sekitar 2-5 tahun jika mereka berada di atas usia lima puluh tahun," tutur Prof Gareth Evans dari Genesis Breast Cancer Prevention, Inggris.

3. Hindari makanan dalam kaleng

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
"Bahan kimia seperti bhispenol A (BPA) merupakan bahan yang digunakan untuk membuat wadah plastik yang melapisi bagian dalam makanan dan minuman kaleng dan juga kantung plastik untuk makanan," Kata Conner Middelmann-Whitney, seorang ahli nutrisi dan penulis buku Zest For Life: The Mediterranean Anti-Cancer Diet.

Bahan kimia tersebut diperkirakan bekerja sebagai 'xenoesterogen', yaitu sebuah zat yang bertindak seperti hormon esterogen yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita. selain itu, hindari makanan kemasan seperti daging segar yang dijual dan disimpan di lemari pendingin supermarket. Lebih baik Anda mengganti makanan kaleng dengan makanan yang segar tanpa pembungkus plastik.

Hindari juga memasukkan makanan ke dalam microwave menggunakan wadah plastik. Hindari juga meminum air dari gelas berbahan kaca atau stainless steel yang terdapat lapisan plastiknya.

4. Latihan fisik

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Lakukanlah latihan fisik setidaknya selama 30 menit setiap hari. Dengan begitu, risiko Anda terhindar dari kanker payudara mencapai 20%. Wow!

Latihan fisik ini dapat berupa apapun yang dapat membuat berkeringat, napas lebih hangat, dan jantung berdetak cepat. Misalnya, membersihkan rumah dengan vacuum cleaner, joging, berkebun, dan mengajak binatang peliharaan jalan-jalan. Jika 30 menit terasa berat, Anda dapat mengatur latihan menjadi tiga slot. Satu slot terdiri dari 10 menit latihan fisik.

Apabila Anda terlalu gemuk, maka latihan fisik sebaiknya dilakukan lebih dari 30 menit. Menurut Elunde Hughes, Kepala Kesehatan Masyarakat di Breakthrough Breast, Cancer, kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko kanker payudara terutama jika yang gemuk atau lemak menumpuk di daerah pinggang, tepatnya di titik tengah antara pinggul dan tulang rusuk.

5. Kurangi konsumsi minuman beralkohol

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Sebuah studi oleh University of Victoria Centre of Addictions Research of BC (CARBC), yang diterbitkan dalam jurnal Alcoholism: Clinical and Experimental Research, menunjukkan bahwa mengonsumsi minuman beralkohol satu sampai dua gelas sehari dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

"Jika Anda seorang yang termasuk peminum alkohol satu gelas per hari, itu bukan lantas menjadi peluang besar bahwa Anda akan terkena kanker. Tetapi, yang meningkat adalah risikonya. Jika satu risiko meningkat maka risiko Anda bisa naik secara substansial," jelas Dr Kara Thompson, peneliti yang juga bergabung di CARBC.
Halaman 2 dari 6
"Memeriksa payudara sendiri secara teratur merupakan tahap awal yang baik untuk mendeteksi adanya kanker dini," ujar Prof Carlo Palmieri, seorang ahli kanker payudara terkemuka dari Clatterbridge Cancer Centre, Inggris.

Pemeriksaan sendiri ini dapat dilakukan setelah masa menstruasi selesai. Biasanya, pada masa tersebut payudara rentan menjadi bengkak dan sakit sehingga dapat dicek apakah terdapat benjolan, kulit mengerut, atau terjadi perubahan pada puting.

Di sisi lain, menurut Dr Parmar Vani sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan dengan bantuan dokter. Dengan begitu, dokter akan membantu dan menjelaskan mengenai cara memeriksa sendiri payudara yang tepat. Sehingga, Anda tidak perlu khawatir dan menerka-nerka hasilnya.

Kombinasi Hormone Replacement Therapy (HRT) yang digabungkan dengan pil kontrasepsi akan sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.

"Kami merekomendasikan para wanita untuk menukar pil kontrasepsinya dengan alternatif lain ketika mereka berada di pertengahan usia 30 tahun. Sedangkan untuk batas gabungan penggunaan HRT (Hormone Replacement Therapy) sebaiknya hanya sekitar 2-5 tahun jika mereka berada di atas usia lima puluh tahun," tutur Prof Gareth Evans dari Genesis Breast Cancer Prevention, Inggris.

"Bahan kimia seperti bhispenol A (BPA) merupakan bahan yang digunakan untuk membuat wadah plastik yang melapisi bagian dalam makanan dan minuman kaleng dan juga kantung plastik untuk makanan," Kata Conner Middelmann-Whitney, seorang ahli nutrisi dan penulis buku Zest For Life: The Mediterranean Anti-Cancer Diet.

Bahan kimia tersebut diperkirakan bekerja sebagai 'xenoesterogen', yaitu sebuah zat yang bertindak seperti hormon esterogen yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita. selain itu, hindari makanan kemasan seperti daging segar yang dijual dan disimpan di lemari pendingin supermarket. Lebih baik Anda mengganti makanan kaleng dengan makanan yang segar tanpa pembungkus plastik.

Hindari juga memasukkan makanan ke dalam microwave menggunakan wadah plastik. Hindari juga meminum air dari gelas berbahan kaca atau stainless steel yang terdapat lapisan plastiknya.

Lakukanlah latihan fisik setidaknya selama 30 menit setiap hari. Dengan begitu, risiko Anda terhindar dari kanker payudara mencapai 20%. Wow!

Latihan fisik ini dapat berupa apapun yang dapat membuat berkeringat, napas lebih hangat, dan jantung berdetak cepat. Misalnya, membersihkan rumah dengan vacuum cleaner, joging, berkebun, dan mengajak binatang peliharaan jalan-jalan. Jika 30 menit terasa berat, Anda dapat mengatur latihan menjadi tiga slot. Satu slot terdiri dari 10 menit latihan fisik.

Apabila Anda terlalu gemuk, maka latihan fisik sebaiknya dilakukan lebih dari 30 menit. Menurut Elunde Hughes, Kepala Kesehatan Masyarakat di Breakthrough Breast, Cancer, kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko kanker payudara terutama jika yang gemuk atau lemak menumpuk di daerah pinggang, tepatnya di titik tengah antara pinggul dan tulang rusuk.

Sebuah studi oleh University of Victoria Centre of Addictions Research of BC (CARBC), yang diterbitkan dalam jurnal Alcoholism: Clinical and Experimental Research, menunjukkan bahwa mengonsumsi minuman beralkohol satu sampai dua gelas sehari dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

"Jika Anda seorang yang termasuk peminum alkohol satu gelas per hari, itu bukan lantas menjadi peluang besar bahwa Anda akan terkena kanker. Tetapi, yang meningkat adalah risikonya. Jika satu risiko meningkat maka risiko Anda bisa naik secara substansial," jelas Dr Kara Thompson, peneliti yang juga bergabung di CARBC.

(ajg/vit)

Berita Terkait