"Dampak perceraian orang tua pada anak bergantung pada banyak hal di antaranya kondisi anak, usia anak, serta bagaimana pengertian yang diberikan orang tua tentang perceraian kepada anak," tutur psikolog Alzena Masykouri dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Senin (6/10/2014).
"Perceraian mungkin akan lebih sulit diterima oleh anak-anak yang masih berusia 4-10 tahun. pola pikir mereka masih sederhana dan masih terlalu kecil untuk memahami apa yang terjadi antara orang tuanya," imbuh perempuan yang akrab disapa Zena ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk anak yang usianya sudah di atas 10 tahun, menerima perceraian orang tua bukan merupakan hal yang begitu sulit karena mereka biasanya sudah mulai mengerti kondisi orang tua mereka di dalam kehidupan sehari-hari," lanjut Zena.
Untuk meminimalkan dampak pada anak, perceraian dilakukan baik-baik dengan melakukan musyawarah antara ayah, ibu dan anak-anak. Orang tua memberikan pengertian kepada anaknya, dengan begitu maka anak akan memahami mengapa orang tuanya bercerai.
Dihubungi terpisah, psikolog Ratih Zulhaqqi, mengatakan perceraian orang tua bagaimanapun pasti dirasa berat oleh anak-anak. Meski misalnya orang tua bercerai saat anaknya berusia 12 tahun, dampak psikologisnya lumayan terasa. "Kalau tidak mendapat penjelasan memadai, anak-anak nggak ngerti," ucap Ratih.
Dipaparkan perempuan berkerudung ini, sampai si anak bisa memutuskan sendiri dengan siapa nantinya dia akan hidup, sebaiknya berada di bawah pengasuhan ibu. Kecuali memang karena kondisi tertentu yang membuat ibu tidak bisa mengasuh anaknya.
(vit/up)











































