Awas! Virus Ebola Bisa Hidup Lama di Air Mani

Awas! Virus Ebola Bisa Hidup Lama di Air Mani

- detikHealth
Kamis, 09 Okt 2014 14:38 WIB
Awas! Virus Ebola Bisa Hidup Lama di Air Mani
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jenewa -

Berhubungan seks bisa menjaga epidemi Ebola tetap hidup bahkan setelah World Health Organization (WHO) menyatakan suatu wilayah terbebas dari penyakit, Sebab virus Ebola bisa hidup lebih lama di air mani.

Hal itu dikatakan oleh salah satu penemu virus Ebola pada Selasa (7/10/2014). Berkaitan dengan hal tersebut, WHO berencana untuk mendeklarasikan pada minggu ini bahwa Nigeria dan Senegal telah terbebas dari Ebola setelah positif 42 hari tidak ada kasus infeksi. Batas 42 hari oleh WHO diambil dari masa inkubasi virus yang dapat hidup sampai 21 hari. Agar benar-benar positif aman, diambil batas dua kali lebih lama dari masa hidup virus.

"Pada pasien laki-laki yang dalam masa penyembuhan, virus dapat bertahan dalam air mani selama setidaknya 70 hari. Satu studi bahkan menunjukkan bahwa virus masih ada selama lebih dari 90 hari," tulis WHO dalam surat pemberitahuannya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (9/10/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profesor Peter Piot dari London School of Hygiene and Tropical mengatakan dalam konferensi pers di Geneva, jika aturan dua kali lebih lama diterapkan maka setidaknya dibutuhkan waktu 180 hari sampai suatu wilayah bisa dikatakan bebas Ebola.

"Tentu saja sarannya adalah bagi para korban untuk menggunakan kondom dan tidak melakukan hubungan seks yang tidak terlindungi selama 90 hari," ujar Piot yang merupakan penemu Ebola pertama kali pada tahun 1976.

WHO mengatakan Ebola menyebar melalui cairan tubuh seperti darah dan air liur. Akan tetapi diketahui juga virus terdapat pada air susu ibu (ASI), urin, dan air mani. WHO juga mengatakan untuk keringat belum ditemukan adanya virus Ebola yang hidup keluar melalui jalur tersebut.

Sudah lebih dari 3.400 orang diketahui meninggal dari wabah Ebola terburuk sepanjang catatan sejarah dunia. Sebagian besar yang meninggal datang dari tiga negara di Afrika Barat yaitu Guinea, Liberia dan Sierra Leone.

(vit/vit)

Berita Terkait