Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran UNPAD Prof Dr med. Tri Hanggono Achmad, dan ditulis pada Senin (13/10/2014).
"Merupakan tugas dari seluruh pihak terkait baik dari masyarakat awam, tenaga medis, pemerintah pusat maupun daerah untuk tingkatkan kepedulian, penjaringan kasus, sampai kepada penanganan medis kebutaan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di seluruh dunia ada 285 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan, 90 persen di antaranya tinggal di negara-negara berkembang," jelasnya dalam diskusi 'no more avoidable blindness' pada puncak peringatan Hari Penglihatan Sedunia di Auditorium RS Pendidikan Unpad, Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu lalu.
Target GAP menurunkan 25 persen tingkat kebutaan dan gangguan penglihatan yang bisa dihindari pada tahun 2019. Caranya dengan melakukan pengumpulan data dari kasus-kasus yang sebelumnya, menambah pelatihan bagi tenaga medis, serta menyediakan pelayanan kesehatan mata terpadu yang mudah dijangkau masyarakat.
Menurut Bambang ada empat masalah mata yang menjadi prioritas karena menyebabkan low vision (lovi) hingga totally blind (TB). "Yaitu katarak, kelainan refraksi, glaukoma dan xeroftalmia yang sebetulnya dapat dicegah atau diperlambat jika ditangani dengan sesegera mungkin," jelasnya.
Ditambahkan Andika Prahasta, Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Mata RS Cicendo, gangguan mata karena keempat penyakit itu bisa sembuh hingga 80 persen jika ditangani dengan cepat. "Kalau sudah lovi apalagi TB, ya susah," ujarnya.
Makanya ia mengimbau agar pasien segera memeriksakan matanya secepatnya apabila merasa ada gangguan.
(ern/vit)











































