Urusan tulang seringkali disepelekan karena tak kelihatan. Padahal justru karena tak kelihatan itulah sekali mengalami kerusakan, keropos, atau patah, kualitas hidup seseorang yang mengalaminya dipastikan akan menurun drastis.
"Tulang yang normal itu kan jaring-jaringnya padat, tapi kalau kita mengalami osteoporosis, maka kepadatannya akan berkurang. Jaring-jaringnya yang tadinya padat itu menjadi tidak padat dan kaku," terang Dr dr Rizaldy Pinzon, M.Kes, SpS dalam Sarasehan Mengenal Osteoporosis di RS Bethesda, Senin (20/10/2014).
Namun menurut dr Pinzon, dampak lain yang perlu diwaspadai dari osteoporosis adalah kualitas tulang yang ikut berkurang. Di sinilah letak bahayanya, karena penurunan kualitas tulang ini tidak akan menimbulkan rasa sakit, bahkan tak kelihatan gejalanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi rapuh, mudah patah. Pernah ada pasien yang datang ke saya mengeluh nyeri boyok (pinggang), ketika difoto ternyata ada fracture (patah). Tulangnya sudah patah, berarti itu osteoporosis," lanjutnya.
Bahkan dokter spesialis saraf yang concern akan bahaya osteoporosis itu mengungkapkan pada penderita osteoporosis, mereka bisa saja mengalami patah tulang hanya karena trauma yang sangat minimal.
"Nggak perlu jatuh dari pohon kelapa, misal jatuh ringan, kepleset trus nampani (menahan tubuh) pakai tangan saja, tangannya bisa patah. Atau cuma mau duduk trus kursinya mundur dan jatuh terduduk, patah. Kalau sudah patah, ya ini terlambat," katanya.
dr Pinzon khawatir bila didiamkan, orang-orang yang mudah patah tulang akibat osteoporosis seperti ini berisiko tinggi mengalami kecacatan, bahkan kematian.
"Pada penderita osteoporosis, yang biasanya retak dan patah adalah tulang belakang, panggul dan pergelangan tangan. Ini biasanya nyeri menahun kemudian cacat," tegasnya.
(lil/vit)











































