Kekhawatiran para diabetesi soal penggunaan insulin eksogen atau suntik insulin memang sulit ditepis. Padahal menurut dokter, tidak semua diabetesi harus menggunakan suntik insulin seumur hidup.
dr Dipdo Petrus Widjaya, SpPD mengatakan bahwa diabetesi (istilah yang digunakan Persatuan Diabetes Indonesia untuk menyebut pengidap diabetes) tak harus menggunakan insulin suntik seumur hidup. Syaratnya, dosis insulin suntik yang digunakan kurang dari 30 unit per hari dan tak memiliki komplikasi penyakit lainnya.
"Sebenarnya nggak harus seumur hidup juga ya. Kalau misalnya penggunaan dosis insulin suntiknya nggak sampai 30 unit per hari bisa diganti obat minum. Namun tetap harus dengan konsultasi dan persetujuan dokter yang merawat," tutur dr Dipdo dalam diskusi bersama detikHealth dan PT Amerta Indah Otsuka dan ditulis pada Jumat (24/10/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun hal berbeda terjadi jika diabetesi mempunyai komplikasi penyakit lain seperti ginjal, paru-paru atau liver. Jika begitu, suntik insulin tak boleh diberhentikan.
Menurut dr Dipdo, diabetesi yang mempunyai komplikasi ginjal, liver atau paru-paru membutuhkan penanganan yang berbeda. Mereka membutuhkan insulin dalam waktu cepat agar gula darah dapat terkontrol dengan baik.
"Kalau sudah punya penyakit komplikasi memang seharusnya suntik insulin ya. Seperti ginjal atau liver, karena memang insulin suntik lebih mudah masuknya, langsung masuk ke darah dan mengendalikan gulanya," sambungnya lagi.
Hal yang sama juga terjadi pada pengidap diabetes tipe 1. Pada kasus ini, pasien memang dilahirkan dalam keadaan yang tak bisa memproduksi insulin. Sehingga mau tak mau harus menyuntikkan insulin setiap hari.
"Sama halnya seperti pengidap DM tipe 1. Karena mereka kan memang nggak bisa memproduksi insulin sejak lahir sehingga harus menggunakan suntik insulin setiap hari," tandasnya.
(mrs/up)











































