Dokter: Transplantasi Jantung Mati, Jantungnya Tidak Benar-benar Mati

Transplantasi Jantung Mati

Dokter: Transplantasi Jantung Mati, Jantungnya Tidak Benar-benar Mati

- detikHealth
Senin, 27 Okt 2014 14:01 WIB
Dokter: Transplantasi Jantung Mati, Jantungnya Tidak Benar-benar Mati
'Heart In a Box' (Foto: Victor Chang Institute/BBC)
Jakarta - Mengklaim telah berhasil menyembuhkan pasien melalui teknik transplantasi dengan jantung 'mati', dokter Australia kembali menghebohkan dunia medis. Namun menurut dokter, jantung yang digunakan sebenarnya tidak benar-benar 'mati'.

"Sebenarnya bukan istilah jantung 'mati', namun istilah yang lebih tepat adalah jantung yang diawetkan setelah diambil dari si donor. Jantung ini kemudian disimpan di dalam media yang cocok untuk tetap berfungsi," ungkap ahli jantung dari RS Jantung Harapan Kita, dr Isman Firdaus, SpJP-FIHA, saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Senin (27/10/2014).

Menurut dr Isman, teknologi baru yang patut dipelajari adalah media tersebut. Media ini berupa boks atau ruangan tempat jantung donor disimpan, yang di dalamnya terdapat cairan fisiologis dan oksigen. Media tersebut juga dilengkapi dengan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh sel-sel jantung untuk bergerak dan berfungsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan media yang cocok dan tepat, tentunya jantung dapat bekerja walaupun sudah dikeluarkan dari tubuh manusia. Bahkan bisa awet untuk beberapa hari atau bulan," imbuhnya.

dr Isman juga menuturkan teknologi mengawetkan jantung sebelumnya pernah dilakukan. Bukti yang didapat melalui uji laboratorium menjelaskan bahwa jantung kucing yang dikeluarkan dari tubuhnya dapat tetap berkontraksi cukup lama setelah disambungkan dengan selang dan cairan fisiologis seperti sodium klorida (NaCl).

Dihubungi secara terpisah, konsultan bedah jantung dan vaskular Pelayanan Jantung Terpadu RSCM, dr Ismail Dilawar, SpBKV, MARS, menyebutkan bahwa kematian adalah berhentinya fungsi jantung dan paru terus-menerus selama lebih dari 5 menit (relatif) di mana tidak ada aktivitas otak lagi dan ketiadaan fungsi sirkulasi dibuktikan dengan peralatan yang baik keakuratannya.

"Pada definisi inilah yang digunakan sebagai landasan tindakan transplantasi di Australia. Pada landasan ini disebut donor after circulatory death (DCD), di mana jantung pendonor telah berhenti berdenyut," tutur dr Ismail.

dr Ismail menambahkan bahwa sel dan otot jantung dapat bertahan selama lebih kurang 30 menit sebelum menjadi rusak. Nah, usaha untuk mempertahankan fungsi sel dan otot jantung dilakukan segera setelah pasien pendonor dinyatakan meninggal, yaitu dengan memberikan cairan yang akan memelihara fungsi sel dan otot jantung.

"Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan jantung tersebut oleh tim bedah jantung dan meletakkannya tersebut ke dalam mesin yang akan mengaliri jantung dengan darah hangat yang mengandung oksigen, nutrisi, dan hormon selama transpor menuju ke tempat di mana pasien penerima donor berada," paparnya.

(ajg/up)

Berita Terkait