Hii, Kaki Membusuk Akibat Gigitan Ular Beracun

Hii, Kaki Membusuk Akibat Gigitan Ular Beracun

- detikHealth
Selasa, 28 Okt 2014 12:00 WIB
Hii, Kaki Membusuk Akibat Gigitan Ular Beracun
Foto: Juventudmedica/instagram
Jakarta - Sebuah foto menghebohkan media jejaring sosial Instagram beberapa waktu lalu. Foto yang diunggah oleh akun juventudmedica tersebut menunjukan kaki seorang gadis berumur 13 tahun yang mengalami pembusukan akibat gigitan ular beracun.

Foto yang diunggah pada 21 oktober 2014 tersebut menunjukan kaki sang gadis membusuk hingga berwarna kehitaman. Bahkan tungkai kakinya terjuntai hingga kebawah seolah akan putus.

Salah satu dokter umum di Liverpool yang telah melihat foto tersebut mengatakan bahwa kaki gadis tersebut harus segera diamputasi agar racun tidak menyebar lebih luas lagi. Namun tindakan amputasi tidak menutup kemungkinan gadis tersebut akan meninggal. Sebab racun ular sangat berbahaya dan mungkin saja sudah menyebar ke bagian lain tubuh gadis tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Racun ular sangatlah rumit, tergantung pada jenis ularnya. Tetapi foto tersebut menunjukkan kerusakan pada jaringan nekrosis yang sangat parah. Ia membutuhkan amputasi meski masih ada kemungkinan ia dapat meninggal akibat dari sifat racun tersebut," ujar Dr Arun Ghosh, dikutip dari Daily Mail, Selasa (28/10/2014).

Dr Ghosh juga menambahkan bahwa kerusakan nekrosis menyebabkan kondisi yang disebut rhabdomyolysis, di mana jaringan otot di seluruh tubuh akan mulai mati. Efek dari rhabdomyolsis juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal sehingga membuat tekanan darah menjadi rendah. Bila tidak ditangani dengan baik maka dapat menyebabkan kematian.

"Pada bagian tungkai kebawah menghitam dan menyebar hingga ke atas. Tanda-tanda di seluruh tubuhnya ini menunjukan adanya kerusakan otot akibat racun sehingga membuat kakinya menjadi mengecil. Kemungkinan besar dia akan mati," tambah Dr Ghosh.

Dalam analisanya, Dr Ghosh mengatakan bahwa gadis ini mampu bertahan karena menggunakan perawatan tradisional yang memiliki sifat antibiotik. Hal ini menjaga aliran darah tetap berjalan dan tidak mengalami pembekuan darah akibat dari racun ular tersebut.

Sayangnya, perawatan tersebut tidak sempurna. Antibiotik memang mampu melancarkan darah namun tidak mampu melawan sifat racun ular yang menyebabkan sel-sel otot di kaki gadis tersebut mati.

"Gadis ini menggunakan perawatan tradisional yang biasanya hanya mampu untuk mengobati infeksi lokal sekunder akibat gigitan. Tapi ada kemungkinan dia telah menerima perwatan antiracun untuk menjaga aliran darahnya tetap mengalir ditubuh dan tidak menggumpal," tutur Dr Ghosh.

Gigitan tersebut juga mengakibatkan efek luka goresan pada arteri kaki dan menyebabkan pendarahan hebat atau yang biasa dikenal dengan compartment syndrome. Dalam kondisi ini kaki yang mengalami perdarahan akan mengalami penurunan suplai darah ke otot. Selain itu pada keterangan foto ini gadis tersebut juga mengalami patah siku akibat efek gigitan ular.

(vit/vit)

Berita Terkait