Takut jajan karena ngeri makanan mengandung boraks? Tenang, dua peneliti muda asal Magelang dan Semarang ini punya alat untuk mengecek kandungan boraks dalam makanan yang simpel dan dapat dibawa ke mana-mana.
Dayu Laras Wening dan Luthfia Adila, siswi kelas XII dari SMAN 3 Semarang menciptakan alat yang diberi nama SIBODEC atau Stick of Borax Detector. Sesuai namanya, alat ini berbentuk stik kecil yang mirip dengan tusuk gigi.
"Prinsip kerjanya mudah. Tinggal tusukkan saja makanan yang ingin kita cek, tunggu 5 detik dan diangkat. Langsung kelihatan hasilnya," tutur Laras kepada detikHealth di acara International Exhibition for Young Inventors (IEYI) di Gedung SMESCO, Jl Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Barat, Jumat (31/10/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ujung stik yang dicolok memiliki warna kemerahan, maka bisa dipastikan makanan tersebut mengandung boraks. Namun jika warna stik tidak berubah, Anda dapat langsung menyantap makanan tersebut karena dipastikan tidak mengandung boraks.
"Sensitivitasnya tinggi. Kalau di atas 5 persen (kandungan boraksnya) warnanya langsung merah. Kalau di bawah 5 persen munculnya bintik-bintik kecil di ujung stik," tutur Luthfia.
Muhammad Syahrul Nizam dari SMA Taruna Nusantara Magelang juga punya penemuan serupa. Jika Luthfia dan Laras menggunakan tusuk gigi, Syahrul menggunakan kertas saring yang dimasukkan ke dalam sedotan. Tujuannya sama, untuk mengecek kandungan boraks yang terdapat dalam makanan.
"Kertas seringnya direndam dulu dalam campuran kunyit dan alkohol. Takarannya 2 gram kunyit untuk 20 ml alkohol 70 persen," tutur Syahrul, ditemui di acara yang sama.
Korkomin yang terkandung dalam kunyit akan bereaksi terhadap boraks dan memunculkan warna merah. Kendati begitu, penemuan yang dimiliki Syahrul tak hanya dapat mendeteksi ada atau tidaknya boraks dalam makanan, tapi juga bisa mendeteksi seberapa besar kandungan boraks di makanan tersebut.
Syahrul membuat kotak yang berisikan phototransistor. Semakin merah warna kertas seringnya, semakin besar pula kandungan boraksnya. Kandungan tersebut pun direpresentasikan melalui lampu LED yang terletak di bagian atas kotak.
"Phototransistor menangkap warna merah dari kertas saring tadi. Tinggal dimasukkan, nanti lampunya menyala sesuai kandungan boraksnya. Paling kiri kandungan paling kecil 10 persen, begitu seterusnya hingga yang paling kanan di atas 80 persen," terangnya.
(mrs/vit)











































