"Tergantung persetujuan sesuai peraturan, vaksin dengue pertama di dunia bisa tersedia pada paruh kedua 2015," demikian pernyataan Sanofi seperti dikutip dari Reuters, Selasa (4/11/2014).
Uji klinis terhadap vaksin bernama CYD tetravalent dengue vaccine (CYD-TDV) ini telah dilakukan di 10 negara endemis di Asia dan Amerika Latin. Salah satunya di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Total ada 31.000 partisipan yang dilibatkan. Hasilnya dipublikasikan di jurnal Lancet, Juli 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Nikkei Asian Review, CYD-TDV dinilai tidak memberikan perlindungan yang sama kuat pada 4 strain virus dengue. Vaksin ini paling kuat memberikan perlindungan terhadap strain DEN-3 dan DEN-4, sedangkan pada strain DEN-1 perlindungannya dikategorikan sedang dan pada strain DEN-2 dikategorikan lemah.
Kekhawatiran muncul di kalangan para ilmuwan karena lemahnya perlindungan terhadap strain tertentu bisa mempengaruhi sistem imun. Risiko untuk terinfeksi strain tertentu menjadi lebih tinggi. Kondisi ini, dikhawatirkan bisa memicu lebih banyak kasus fatal dari demam berdarah dengue.
Bagaimanapun, kehadiran vaksin dengue pertama di dunia ini banyak dinantikan. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emawati, MKes menilai hasil uji klinis terhadap vaksin ini cukup menjanjikan.
"Menurut saya vaksin ini akan bagus karena selama ini di Indonesia itu tidak ada daerah yang tidak endemis, apalagi Jakarta yang semua daerahnya ada kasus. Dengan adanya vaksin tadi, bisa diberikan kepada yang risiko tinggi," kata Dien beberapa waktu lalu.
(up/vit)











































